Rabu, 27 Februari 2013

Mereka Langsung Hajar Kami

Hujan lebat mengguyur Papua, ketika dua helikopter MI yang membawa 11 jenazah korban aksi brutal kelompok Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, mendarat mulus di Bandara Sentani. Waktu saat itu menunjukkan pukul 11.00 siang WIT, Minggu (24/2). Tanah Papua diliputi duka. Prajurit yang bertugas melindungi masyarakat tewas ditembak. Mereka adalah tujuh prajurit TNI dari Yonif 753/AVT dan Kodim 1714/Pun­cak Jaya. Empat jenazah lain­nya adalah warga sipil; para pekerja bangunan. Suasana duka sangat mendalam.

Helikopter itu juga mem­bawa seorang warga sipil, korban luka tembak bernama Yohanes John. Ia,ditemani 15 rekannya, serta empat anggota prajurit TNI Yonif 753. Wajah mereka murung. Trauma menyelimuti per­awakan yang mereka tampil­kan. Ya, kejadian penembakan memang dilakukan dengan kasar dan sadis. Proses evakuasi korban peristiwa Kamis (21/2) di Dis­trik Sinak ini sempat tertahan selama tiga hari akibat cuaca buruk di Kota Jayapura dan di lokasi kejadian. Namun akhirnya proses evakuasi ber­jalan aman dan lancar tanpa ada suara tembakan. Namun, menunggu evakuasi selama tiga hari, jelas bukan perkara mudah. Waktu berjalan terasa begitu lama saat situasi benar-benar runyam bagi para korban. "Evakuasi jenazah berjalan aman dan normal. Tidak ada satu pun gangguan bunyi tembakan. Masyarakat di tempat kejadian perkara (TKP) juga sangat membantu dan mereka juga sedih," ujar Pangdam XVlI/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua usai pelepasan tujuh jenazah TNI secara militer di Markas Yonif 751/BS, Sentani.

Namun, raut wajah semua pengunjung tak bisa diingkari. Marah, murung, dan sedih. Para korban dan tim evakuasi terlihat lelah dan letih. Lebih banyak diam daripada mengisi waktu untuk sekadar mengobrol melepas rasa duka. Seorang prajurit yang selamat terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya. Sesekali terdengar suara yang keluar dari mulutnya, entah apa yang diucapkannya.

Empat anggota Pos Yonif 753 Sinak yang selamat tak mampu menyampaikan apa pun tentang kejadian itu. Tak pernah menyangka situ­asi bisa terjadi begitu cepat. Keempatnya harus kehilang­an ketujuh rekan mereka. "Mereka tidak bilang apa-apa, langsung serang kami dengan sadis. Mereka langsung hajar kami," kata Yohanes. Ia menceritakan saat itu ia bersama rekan-rekannya, termasuk yang tewas, Markus Kevin Rendenan, Payu, Ully, dan Rudy, hendak menuju Bandara Sinak. Mereka ingin kembali ke Timika.

"Tiga teman kami sudah menunggu di bandara, sedang­kan kami yang delapan orang dalam perjalanan menuju bandara dengan mobil. Kami jalan beriringan dengan ten­tara 753, karena mereka juga hendak ke bandara," tuturnya. Namun, sekitar dua kilometer dari bandara, saat melintas daerah pegunungan, secara tiba-tiba terdengar bunyi tembakan. "Wuih, kami kaget. Terus saling bertanya ada apa ini, ada apa ini," ujarnya. Saat saling bertanya itulah secara tiba-tiba kelompok yang melakukan penembakan langsung menyerang iring-iringan mobil secara membabi buta. "Tanpa bilang, tidak bilang apa-apa. Langsung serang kami dengan pakai parang dan tembak kami," kata Yohanes.

Tidak ada pilihan bagi semua penumpang mobil. Upaya menyelamatkan diri sangatlah sulit dilakukan. Ia mengaku melihat de­ngan jelas bagaimana semua korban dibantai. Ia memperkirakan gerombolan pe­nyerang berjumlah 30 orang. "Saya lihat yang pegang sen­jata ada tiga orang," katanya. Hanya takdir yang menye­lamatkannya. Ia masih sempat melarikan diri ke dalam hutan setelah berhasil melompat dari tempat duduknya. Sete­lah sampai di dalam semak-semak, ia baru menyadari lengan bahu kirinya terkena timah panas. Ia menunggu cukup lama, dan pasrah de­ngan kondisinya. Beruntung ia kuat sehingga mampu men­jangkau rumah sakit terdekat di Sinak setelah menemui kerabatnya.

"Saya tidak mau lagi kem­bali ke Sinak. Saya trauma. Tetapi kalau di Jayapura saya tidak apa-apa. Saya ingin situasi keamanan di sana membaik," ujarnya. Menu­rutnya, selama ini situasi di daerah tersebut tidak banyak masalah. Namun, di luar perkiraan, yang terjadi sama sekali lain. (Odeodata H Julia) Sumber: Koran Tidak Tahu