Senin, 25 Februari 2013

Presiden Inginkan Perdamaian Abadi di Papua

Penulis : Sabrina Asril | Minggu, 24 Februari 2013 | 22:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong adanya perdamaian abadi di tanah Papua. Hal itu disampaikannya dalam rapat terbatas dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto bersama para staf khusus kepresidenan di kediamannya, Cikeas, Bogor, Minggu (24/2/2013)."Arahan tentang Papua adalah Bapak Presiden tetap mengutamakan langkah-langkah untuk melanjutkan perdamaian yang abadi," ujar Staf Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga, di Cikeas, Minggu. Daniel menuturkan, Presiden dalam arahannya juga meminta aparat di bawahnya untuk mendorong usaha-usaha melakukan peningkatan kesejahteraan umum sambil memelihara keamanan.

Delapan anggota TNI, Kamis lalu, tewas dalam dua penyerangan berbeda di Papua. Pratu Wahyu tewas setelah dadanya ditembus peluru saat pos yang ditempatinya di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, diserang sekelompok orang bersenjata. Dalam penyerangan yang terjadi sekitar pukul 09.30 WIT itu, para penyerang juga melukai Lettu Reza. Kedua prajurit itu berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.

Penyerangan lainnya terjadi sekitar pukul 10.30 di wilayah Sinak, Kabupaten Puncak. Menurut Jansen Simanjuntak, dalam penyerangan itu tujuh orang anggota TNI tewas, yakni Sertu Udin dan Sertu Frans yang berasal dari Koramil Sinak, serta lima anggota lain yaitu Sertu Ramadhan, Pratu Edi, Praka Jojo, Praka Idris, dan Pratu Mustofa yang berasal dari Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak. Penyerangan terjadi ketika mereka hendak mengambil alat komunikasi yang dikirim lewat pesawat di landasan perintis Sinak. Jarak antara Koramil Sinak dan landasan sekitar dua kilometer. Saat rombongan itu berada di tanjakan, mereka tiba-tiba diserang sekelompok orang sipil bersenjata.

Para prajurit itu tidak sempat memberi perlawanan karena mereka tidak membawa senjata. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menduga kuat, kelompok separatis bertanggung jawab atas penembakan itu. Pelaku penembakan di Puncak Jaya diduga adalah kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) pimpinan Goliath Tabuni. Sementara penembakan yang terjadi di Distrik Sinak diduga adalah kelompok bersenjata pimpinan Murib. Djoko menduga bahwa penembakan itu terkait dengan Pilkada di Papua.Editor :Egidius Patnist Sumber:www.kompas.com