Senin, 08 April 2013

Cebongan Naikkan Pamor Pramono Edhie Di Pilpres_Ada Lawan Politik Yang Sengaja Belokkan Prestasi KSAD



Sikap ksatria prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam kasus penyerangan LP Cebongan Yogyakarta bakai menaikkan pamor Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Dia dinilai punya modal untuk nyapres 2014.

Ketua Setara Institute Hendardi menganggap, sikap TNI AD yang terbuka di kasus LP Cebongan itu memiliki motif tersembunyi. "Me­reka ingin menunjukkan citra diri, membersihkan diri menunjukkan bahwa militer sudah reformis. Oleh karena itu mereka mengumumkan hal ini," cetus Hendardi saat dijum­pai di Kantor KontraS.

Bahkan, tokoh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dikenal dekat dengan Amerika ini meng­anggap pembentukan tim investigasi TNI AD oleh KSAD hanyalah pen­citraan. Ia menilai tim itu ingin menonjolkan citra bersih Jenderal Pra­mono Edhie yang sebentar lagi ma­suki masa pensiun.

"Dia (Pramono) ingin gunakan ini sebagai jalan keluar yang terbaik yang menunjukkan KSAD masih orang bersih. KSAD dapat insentif politik dari kasus ini apalagi dia di­sebut-sebut bakal maju di 2014," tambahnya.

Mendengar tudingan itu, politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan menganggap, terlalu naif jika meng­anggap keberhasilan KSAD menun­taskan kasus Cebongan ini sebagai upaya pencitraannya menuju Pilpres 2014.

"Pak Pramono itu tipikal jenderal yang manusiawi. Beliau tidak per­nah cawe-cawe dalam dunia politik. Pak Pramono pernah menjadi aju­dan Ibu Mega dan dia sangat profe­sional. Dia bukan jenderal politik. Pak Pramono itu karakternya bukan orang main-main dan asal-asalan. Dan perlu dicatat, dia orangnya ti­dak over acting dan ambisius," bela Ramadhan saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Dia menegaskan, keberhasilan korps Pramono Edhie mengungkap kasus Lapas Cebongan murni hasil kerja keras. "Jadi jika ada dugaan di luar itu hanyalah upaya dari lawan politik saja yang ingin membelok­kan prestasi Jenderal Pramono Edhie," timpal dia.

Tetapi jika ada manfaat positif dari keberhasilan pengungkapan itu wajar saja. "Namanya politik, meski Pak Pramono tak ambisius dan tak pernah bicara capres, kami yang melihat ada potensi pada beliau," ujarnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR ini ju­ga mengatakan, selain isu penci­traan, ada juga isu lain yang menyu­dutkan Pramono. Adik ipar Presiden SBY ini dianggap mengakhiri karir militernya pada Mei bulan depan secara pahit hanya karena insiden penyerangan Lapas. "Ini kan kasuistis dan yang terlibat itu oknum. Ada sajalah yang mengaitkan ini ke in­stitusinya dan menganggap kepe­mimpinan beliau buruk," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi PPP Ahmad Yani berharap peng­ungkapan kasus LP Cebongan harus benar-benar di dalam track pene­gakan hukum. Dia mengingatkan apresiasi publik yang luar biasa ter­hadap kinerja TNI AD akan, sia-sia jika pengungkapan insiden LP Ce­bongan hanya untuk kepentingan politik jangka pendek. "Ingat seka­rang tahun politik. Jangan sampa'i upaya TNI AD untuk kepentingan jangka pendek," ingatnya.

Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati, menilai soal pembuktian apakah kasus LP Cebongan bagian dari politik pencitraan atau bukan berpulang dari proses pena­nganan yang dilakukan Jenderal Pra­mono Edhie. "Saya hanya berharap apa yang dilakukan TNI AD adalah tulus dan profesional," pintanya.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, menilai wajar jika Jenderal Pramono Edhie mendapat citra po­sitif atas hasil temuan Tim Investi­gasi TNI AD terkait kasus LP Cebo­ngan. "Jika Pramono Edhie akan mendapatkan hal positif, saya kira itu layak," kata Priyo. (FAQ), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (08 April 2013/Senin, Hal. 12)