Selasa, 09 April 2013

Eks Kapolda DIY Akui Bertemu TNI Pasca Peristiwa Hugo's



Penulis : Dian Maharani | Senin, 8 April 2013 | 14:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal (Pol) Sabar Rahardjo mengaku bertemu jajaran TNI pasca insiden di Hugo's Cafe yang menewaskan anggota Kopassus Serka Heru Santoso. Namun, pertemuan itu untuk memperlihatkan CCTV yang merekam peristiwa penganiayaan Serka Heru.

“Pertemuan salah satu itu saya memang mengundang Danrem. Ini loh lihat, bahwa keterbukaan polisi untuk melihat CCTV,” terang Sabar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).

Sabar membantah adanya ancaman terhadap Kepolisian setelah tewasnya anggota Kopassus. Pertemuan itu juga ditegaskannya tidak terkait adanya ancaman. “Bukan, saya lihatkan CCTV sama-sama (TNI)” katanya.

Sabar juga mengaku sempat menjalin komunikasi dengan mantan Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso pasca insiden di Hugo’s Cafe. Menurutnya, komunikasi itu langsung dilakukan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti kasus penyerangan Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) di Sumatera Selatan. “Komunikasi itu dalam arti begini, saya kan melihat kasus kejadian di OKU. Saya evaluasi OKU itu kurang apa? Kurang cepat penanganannya,” ujarnya.

Polda DIY dianggap ikut bertanggung jawab dalam kasus penyerangan yang menewaskan empat tahanan Lapas Cebongan. Keempat tahanan yang tewas dalam penyerangan itu sebelumnya berada di rumah tahanan Polda DIY, tetapi mendadak dititipkan ke Lapas dengan alasan rutan Polda sedang direnovasi.

Sementara itu, dalam perkembangan kasus ini, TNI Angkatan Darat mengakui 11 anggotanya terlibat kasus penyerangan Lapas pada Sabtu (23/3/2013) dini hari itu. Dua di antaranya berusaha mencegah aksi tersebut, tetapi gagal.

Pelaku juga mengaku kepada tim investigasi TNI AD menggunakan enam senjata, di antaranya AK-47 dan replikanya. Ketua Tim Investigasi dari TNI AD Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono mengatakan, penyerangan itu merupakan tindakan seketika yang dilatari jiwa korsa dan membela kehormatan kesatuan. Latar belakang penyerangan tersebut adalah pengeroyokan dan pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe pada 19 Maret 2013 dan pengeroyokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada 20 Maret 2013.

Dalam peristiwa penyerangan ke Lapas, empat tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso ditembak mati. Keempatnya yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.

Pelaku membawa serta rekaman CCTV dan aksi tersebut hanya dilakukan selama sekitar 15 menit. Seluruh rekaman CCTV kemudian diakui dibuang di Sungai Bengawan Solo. Menurut Unggul, para pelaku menyatakan sepenuhnya sadar dan siap mempertanggungjawabkan perbuatan, apa pun risikonya. Kepolisian kemudian menghentikan penyelidikan dan kasus ini selanjutnya ditangani oleh penyidik polisi militer.