Jumat, 26 April 2013

Ini Versi TNI AD Soal Kronologi Bentrok PDIP



Kamis, 25 April 2013 | 15:02 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Batalion Zeni Konstruksi 13, Letnan Kolonel Hari Darmica, meminta maaf atas bentrokan yang terjadi di kantor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Lenteng Agung. “Saya minta maaf kepada kader PDIP atas kelakuan anak buah saya yang mengganggu ketenangan,” kata Hari kepada Tempo di kantornya, Rabu, 24 April 2013.

Namun, Hari menegaskan bentrokan yang terjadi Sabtu lalu itu bukanlah penyerangan ke kantor partai. “Itu hanya kesalahpahaman anggota,” kata Hari. Dia juga menegaskan akan menindak tegas pelaku-pelakunya.

Pada Sabtu malam, 20 April 2013 lalu, sekitar pukul 19.35 WIB, seorang anggota Zikon 13, Prajurit Dua Puguh, yang akan mengisi bensin di stasiun pengisian bahan bakar umum Lenteng Agung, ditabrak pengendara sepeda motor dari belakang. “Puguh jatuh, marah-marah, lalu cekcok,” kata Hari.

Karena keributan itu, warga di sekitar SPBU pun berdatangan. Beberapa membela penabrak Puguh, beberapa membela Puguh. Di antara warga, ada satu orang yang ngotot. “Dia bilang sama Puguh, 'Kalau kamu enggak terima, ingat muka saya',” kata Hari, menirukan pengakuan Puguh.

Merasa ditantang, Puguh pun mengatakan dia seorang aparat. Namun, warga tadi, yang belakangan diketahui sebagai pegawai klinik kantor PDIP bernama Supriyatna, berkata, “Tidak ada aparat-aparatan di sini. Saya security di sini.”

Percekcokan pun berlanjut. Di tengah keributan itu, Puguh menelepon temannya, Prajurit Satu Erwin. “Bang, saya mau dikeroyok,” kata Puguh kepada Erwin. Puguh pun memberi tahu dia sedang berada di SPBU Lenteng Agung.

Pada saat Erwin menghubungi teman-temannya, Puguh dan penabrak sebenarnya sudah berdamai. Penabrak bersedia mengganti kerusakan sepeda motor Puguh. Saat keduanya menuju bengkel, Erwin bersama delapan orang tentara tiba di SPBU Lenteng Agung. Sesampainya di sana, Erwin menghubungi Puguh dan meminta dia menunjukkan orang yang telah menantang Puguh. Puguh pun menunjuk Supriyatna, yang langsung berlari ke kantor PDIP. Teman-teman Puguh pun mengejar Supriyatna ke sana. Bentrokan pun tak terelakkan.