Selasa, 16 April 2013

Kolak Sinaga Jadi Ikon Armed Cikembar



Semua orang pasti telah merasakan berba­gai macam kolak. Saat bulan suci Ramadhan, berbagai macam jenis dan bentuk kolak sangat mudah didapat. Apala­gi, harga kolak relatif murah sehingga menjadi makanan yang dapat dinikmati oleh se­mua orang.

Namun, kolak sinaga sedikit berbeda dengan kolak lainnya. Kolak yang bahan dasarnya berasal dari singkong ternyata lebih legit dibandingkan de­ngan kolak singkong lainnya. Tidak heran, hasil karya para istri prajurit anggota Batalyon Artileri Medan (Armed) 13/12/1 Nanggala, Cikembar Kabupaten Sukabumi, kini menjadi ikon makanan ke­banggaan pasukan tempur ini.

"Sebenarnya, semua bahan dasar kolak ini dari singkong. Mungkin karena tumbuh di la­han subur, ada sedikit perbedaan dengan kolak singkong lainnya. Kolak ini lebih legit dan gurih," kata Ketua Persa­tuan Istri Prajurit (Persit) Ar­med Ny. Auli Asri, Minggu (14/4) lalu.

Sinaga merupakan singkatan dari singkong hasil karya prajurit Nanggala. Na­mun, kolak ini dapat dinikmati semua orang, temasuk para undangan baik dari lingkun­gan pejabat sipil maupun militer yang berkunjung ke Markas Armed Nanggala Cikembar. Berkunjung ke markas satu ini akan terasa " kurang afdal jika tidak mencicipi kolak sinaga. Dan dijamin, para undangan akan ketagihan untuk terus menikmati kolak singkong ini.

"Hampir setiap kegiatan di lingkungan Armed, kolak sina­ga selalu menjadi makanan fa­vorit. Hasilnya sungguh sangat luar biasa, para undangan selalu minta tambah. Bahkan ada di antara mereka meminta kolak dibungkus," kata Auli.

Sebenarnya, cara pengola­han penganan makanan ini tidak jauh berbeda dengan menu kolak lainnya. Singkong yang telah dikupas, kata Auli, dibersihkan lalu direbus den­gan air mendidih. Setelah matang, lalu ditaburi gula merah dan kembali didihkan hingga mengental. "Kolak sinaga tidak perlu ditambah santan kelapa. Selain rasanya akan berubah, juga kolak telah legit dan siap untuk dikonsumsi," ujarnya.

Sampai saat ini rasa legit singkong bahan baku kolak Si­naga belum diketahui berasal dari mana. Apalagi, bibit tana­man singkong sama persis de­ngan pohon singkong yang di­tanam para petani sekitar markas. Hanya, lahan pertani­an milik para prajurit Armed sangat jarang diberi pupuk ki­mia.

Tanaman singkong milik prajurit hanya ditaburi pupuk kandang alami. "Selain itu, ta­nah di sekitar lahan markas masih subur sehingga rasa le­git masih sangat dirasakan," katanya.

Ternyata, singkong yang merupakan hasil jerih payah seluruh prajurit Armed yang memanfaatkan lahan di sekitar markas untuk lahan berco­cok tanam bisa dimodifikasi. Para istri prajurit pun berhasil meramu bahan dasar singkong dengan makanan lainnya.

"Tidak hanya kolak sinaga. kami berhasil menginovasi makanan bahan dasar singkong dengan campuran lainnya. Di antaranya nugget singkong dan makanan khas lainnya yang berbahan dasar singkong," kata Auli. (Ahmad Rayadie), Sumber Koran: Pikiran Rakyat (16 April 2013/Selasa, Hal. 18)