Senin, 29 April 2013

KSAD: Tak Ada Toleransi untuk Anggota TNI Yang Bersalah



Penulis : Kontributor Semarang, Puji Utami | Sabtu, 27 April 2013 | 19:53 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com -  Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menegaskan pihaknya tidak akan mentolerir anggotanya yang telah melakukan pelanggaran. Hal ini terkait dengan banyaknya peristiwa buruk yang bersangkutan dengan anggota TNI Angkatan Darat.

Ia mengatakan, siapapun yang salah harus dihukum, namun siapapun yang benar juga selayaknya mendapat pembelaan. "Masyarakat juga bisa lihat, semua pelanggaran yang dilakukan anggota (TNI) sudah diproses secara hukum dan silahkan diikuti,"ujarnya usai melakukan peninjauan dan pengarahan pasukan di Pangkalan Udara TNI Angkatan Darat Ahmad Yani Semarang, Sabtu (27/4/2013).

Sejumlah kasus tersebut, seperti di Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan (OKU), ia katakan proses peradilannya sedang berjalan. Kerusuhan di OKU antara aparat kepolisian dengan TNI, ujarnya, dipicu oleh adanya peristiwa sebelumnya. "Peristiwa sebelumnya belum ada yang disidang, namun peristiwa sesudahnya yang melibatkan prajurit TNI justru sudah disidang," tandasnya.

Terkait penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Sleman Yogyakarta oleh anggota Kopassus, ia mengatakan pemeriksaan masih dilakukan dan diharapkan bisa secepat dan sekomplit mungkin.

Prihal keributan antara anggota TNI dengan warga sipil yang lari ke kantor PDI Perjuangan di Jakarta, ia katakan, peristiwa itu juga sudah diproses. Ada 10 anggota yang diperiksa, lima anggota akan mendapatkan hukuman disiplin sedang lima lainnya akan dilimpahkan ke Pengadilan Militer. "Dan Pengadilan Militer ini terbuka, silahkan diikuti. Jadi pada dasarnya siapa yang salah harus dihukum, siapa yang benar dibela, semua ada prosesnya dan silahkan ikuti perkembangannya," katanya.

Ia menegaskan, anggota TNI dengan prestasi membanggakan juga patut di apresiasi. Ia mengatakan dirinya pernah melantik seorang bintara dan anggota Kopassus yang naik jabatan luar biasa. Hal itu patut dilakukan karena memang mereka melakukan prestasi di luar panggilan tugas.

Terkait peristiwa Cebongan, ia tidak banyak menjelaskan sebab para terduga masih menjalani pemeriksaan. "Ikuti perkembangan selanjutnya saja karena saya tidak mau mendahului hasil pemeriksaan, dan yang pasti pengadilan militer itu terbuka,"jelasnya.