Senin, 08 April 2013

Mantan Asster Mabes TNI, Koruptor Tiru Sikap Ksatria Kopassus



Minggu, 7 April 2013 11:46 WIB

JAKARATA, Jaringnews.com -  Mantan Asisten Teritorial Mabes TNI AD, Mayjend (Purn) Saurip Kadi berharap agar para koruptor meniru sikap kesatria sebelas anggota Pasukan Khusus, yang berani bertanggungjawab atas perbuatannya yang memberondong empat tahanan yang tewas di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

"Pengakuan dari Kopassus muda ini patut ditiru para koruptor. Jadilah kesatria seperti mereka. Itu yang saya kagum," kata  Saurip di kantor DPP Pekat, Harmoni, Jakarta, Sabtu (6/4/2013)

Ia menilai perlakuan 11 anggota korps baret merah itu memiliki kesamaan dengan anak bangsa lainnya. Lantaran ketidakpercayaan rasa keadilan dalam proses hukum di Indonesia. Krisis kepercayaan itu lah akhirnya membuat 11 anggota kopassus itu menuntut balas atas kematian komandannya Serka Heru Santoso pada malam kejadian di Hugos Caffe pada 23 Maret lalu. "Mereka menggunakan caranya sendiri, meskipun cara ini jelas salah. Tapi itulah rasa unity dalam jiwa tentara dimanapun," ungkap dia

Dewan Pakar organisasi Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat) menambahkan, bahwa pelanggaran ini bisa saja dilatar belakangi persoalan manajemen di tubuh TNI AD. "Persoalan leadership di dalam tubuh TNI khususnya AD, ini yang perlu diperbaiki, tidak ada prajurit yang salah kecuali perwiranya, atau komandannya," ujar dia.

Ia juga menilai insiden itu bukan hanya dilatarbelakangi persoalan ketika ada komandan 11 anggota Kopasus itu terbunuh. Namun, bagi prajurit ini adalah kehormatan adalah segala galanya. "Apalagi yang membunuh preman tapi persoalannya ketika diserahkan pada hukum mereka sadar, akan bagaimana mereka nanti. Maka akhirnya mereka mengambil sikap sendiri," ucap dia.

Olehnya ditegaskan, tidak ada prajurit yang melakukan kesalahan kecuali atas tanggung jawab perwira atau komandannya. Meski ternyata ini hanya masalah solidaritas korsa.

Terkait kasus itu Lebih lanjut Saurip juga sepakat dengan pencopotan penjabat tinggi TNI yang sudah salah dan memang harus bertanggung jawab. Malah seharusnya kata Saurip lebih ksatria lagi jika mengundurkan diri. "Sudah tentu pimpinan TNI di jajaran manapun yang coba menutupi yang tidak jujur harus ditindak. Syukur-syukur mengundurkan diri," pungkas dia.