Senin, 08 April 2013

Pencopotan Pucuk Pimpinan Polri & TNI Bukan Solusi



Minggu, 07 April 2013 09:33 wib

JAKARATA - Institusi Polri dan TNI ramai-ramai melakukan mutasi dan pencopotan terhadap pucuk pimpinan setelah terungkapnya kasus penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIB, Cebongan, Kabupaten Sleman, DIY. 

Namun, politikus Golkar, Nurul Arifin menilai, pencopotan pucuk pimpinan di Polri maupun TNI bukanlah solusi tepat. Menurutnya, hal yang paling penting kedua institusi tersebut harus mengidentifikasi akar permasalahan yang menyebabkan kedua pihak saling unjuk gigi dan berujung konflik.

“Saya pikir penggantian pucuk pimpinan institusi Polri dan TNI di DIY dan Jateng, baik mutasi biasa ataupun sebagai bentuk pertanggungjawaban perkara LP Cebongan adalah bukan solusi. Solusi yang terbaik adalah duduk bersama dan mengidentifikasi akar permasalahannya,” ungkap Nurul kepada Okezone, Minggu (7/4/2013).

Dia berharap, kedu pihak tidak mengedapankan egoisme masing-masing yang menyebabkan keamanan nasional terkesampingkan.

“Sampingkan dulu ego korps masing-masing. Karena kedua institusi tersebut adalah kunci pengamanan negeri ini. Tidak ada subordinasi. Keduanya sama-sama penting dalam menjaga keamanan nasional. Jika persoalan yang mendasar ini dapat diselesaikan, saya pikir tidak akan merembet ke masalah-masalah baru,” tegas anggota Komisi I DPR itu.

Hal senada dikatakan anggota Komisi I DPR lainnya, Susaningtyas Kertopati. Menurut, Nuning, demikian biasa disapa, pencopotan Pangdam IV/Diponegoro dinilai terlalu terburu-buru. Seharusnya, Pangdam IV/Diponegoro diberi target untuk menyelesaikan terlebih dahulu sehingga tak terkesan aneh.

“Mengganti pimpinan pucuk teritorial dlm setiap ada tragedi/kejadian memang sebenarnya tidak solutif, seharusnya biarkan yang bersangkutan menuntaskan dulu sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap masalah yang terjadi walau tetap diberi target,” pungkas politikus Hanura itu. Sumber : www.okezone.com