Jumat, 26 April 2013

TNI Minta Maaf kepada PDI Perjuangan



Penulis : Sandro Gatra | Kamis, 25 April 2013 | 10:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — TNI Angkatan Darat menyampaikan permohonan maaf kepada PDI Perjuangan atas insiden di Kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta, akhir pekan lalu. Permintaan maaf itu disampaikan langsung Kepala Staf TNI AD Jenderal (TNI) Pramono Edhie Wibowo kepada para petinggi PDI-P dalam pertemuan di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (25/4/2013) pagi.

Perwakilan DPP PDI-P yang hadir, yakni Mayjen (Purn) Sidarto Danusubroto, Letjen (Purn) Muhammad Nurdin, Mayjen (Purn) Tri Tamtomo, Mayjen (Purn) Adang Ruchiatna, dan Sekretaris Jenderal DPP Ahmad Basarah.

Mereka diterima Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Pramono Edhie, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, dan Kadispen TNI AD Kolonel Rukman Ahmad. "Kita secara terbuka menyampaikan maaf. Itu pernyataan resmi Angkatan Darat. Kita sadari anggota kita melakukan kesalahan," kata Rukman seusai pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu.

Sidarto mengatakan, pihaknya diutus Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menemui Panglima TNI untuk menyampaikan nota protes. Pihaknya tidak terima para prajurit TNI memasuki kantor DPP, apalagi sampai melakukan kekerasan terhadap para petugas partai. "Kantor itu adalah simbol dan lambang partai kita. Bahkan ada tindakan tidak pantas kepada walpri (pengawal pribadi) dari Ibu Megawati, Presiden kelima kita," kata Sidarto.

Anggota Komisi I DPR itu menambahkan, pihaknya mendesak para prajurit yang terlibat tindak pidana diproses hingga peradilan militer. "Ini masalah pidana di mata kita. Beliau (Panglima TNI) katakan akan menindaklanjuti," pungkas dia.

Seperti diberitakan, sebanyak 10 anggota Batalyon Zeni Konstruksi/13 memukul empat anggota staf PDI-P. Tindak kekerasan itu bermula saat seorang pemuda menyerempet motor anggota TNI di depan SPBU yang terletak di samping Kantor DPP PDI-P. Supriyatna, sopir mobil ambulans PDI-P, mencoba melerai ketika dua anggota TNI itu memarahi pemuda tersebut.

Namun, ia akhirnya ikut bertengkar sehingga disabet sangkur milik seorang anggota TNI. Supriyatna, yang mengalami luka, melarikan diri ke kantor PDI-P. Hanya beberapa menit, belasan anggota TNI berpakaian preman mendatangi kantor DPP PDI-P dan memukuli beberapa orang yang ada di pos penjagaan.

Saat insiden terjadi, Megawati dan para petinggi PDI-P tengah berada di dalam kantor mempersiapkan penyusunan daftar calon sementara anggota legislatif DPR.