Selasa, 16 April 2013

Wibowo Tewas Usai Dianiaya Oknum TNI



Seorang warga sipil, Wibowo (41) Warga Kampung Sanggrahan RT IV RW VI, Kelurahan Wates, Magelang Utara, Kota Magelang, tewas setelah diduga dianiaya sekelompok orang yang merupakan oknum anggota TNI. Akibat penganiayaan itu, pria yang berprofesi sebagai penjual roti ini mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya, hingga ia meninggal dunia, Minggu (14/4/2013) dini hari. Informasi yang dihimpun Tribun Jogja, peristiwa bermula saat korban diketahui mengintip salah satu siswi SMK Kesdam IV/Diponegoro yang sedang mandi di kamar mandi asrama Rumah Sakit Tentara (RST) dr Soedjono Magelang, Jumat (12/4/2013) malam sekitar pukul 21.00 WIB. 

Pada saat itu, korban bersama Frans, warga Kampung Sanggrahan, Wates, Magelang Utara yang merupakan salah satu penjaga bangunan milik Kostrad yang lokasinya berdampingan dengan asrama putri di kompleks RST. Ketua Rukun Warga VI, Kampung Sanggrahan, Bambang Prayogo menjelaskan, ia mendapatkan informasi jika warganya meninggal setelah dianiaya 15 orang, yang menjadi siswa SMK Kesdam IV/Diponegoro.  "Informasinya, mereka dituduh sering ngintip orang mandi, yaitu Siswi SMK Kesdam. Mereka mengintip dari atas apartemen milik Kostrad ke arah asrama di dalam RST," jelasnya, Minggu (14/4).

Bambang juga menyebut, korban juga diminta untuk menandatangani surat bermaterai, terkait perbuatan tersebut. Setelah itu, korban diinterogasi  di dalam komplek RST. "Tapi saya tidak tahu, kok Bowo (korban) bisa sampai renyek (luka memar). Katanya, dia mengalami gegar otak berat, telinga, hidung, mulut keluar darah," jelas Bambang. Ia menambahkan, korban sempat pulang ke rumahnya yang tak jauh dari RST, pada Jumat (12/4) malam. Sabtu (13/4) pagi harinya, jelas Bambang, korban sempat bertemu istrinya, Niken yang baru saja pulang dari Bandung menengok saudaranya.

Saat itu keadaan Bowo sudah terkapar lemah di rumahnya, dengan luka lebam di sekujur tubuh dan mengalami muntah darah. "Korban yang sudah dalam kondisi kritis itu lalu dibawa ke RST dr Soedjono dan dimasukkan ke ruang ICU," tambah Bambang. Setelah menjalani perawatan, Wibowo menghembuskan nafas terakhir pada Minggu ( 14/4) sekitar pukul 03.00 dini hari. Korban kemudian dibawa ke rumah duka dan diotopsi di RS Sarjito Yogyakarta. Istri Korban, Niken menuturkan masih bisa berkomunikasi dengan korban sebelum ajal menjemput suaminya. "Ia hanya mengatakan bukan dia pelakunya. Dia juga berusaha untuk mencari keadilan," jelas Niken sebelum mengantar jenasah suaminya untuk diotopsi.

Dikonfirmasi terpisah, Komandan Kodim 0705/Magelang, Letkol Teguh Wardoyo mengatakan, mendapat informasi jika penganiayaan terhadap warga yang diduga mengintip, dilakukan di dalam RST. Hanya saja, dirinya tidak mengetahui secara pasti pelaku penganiayaan tersebut apakah dilakukan oleh anggota TNI  RST dr Soedjono atau tidak. “Para pelaku yang diduga melakukan tindakan penganiayaan tersebut saat ini diamankan di Detasemen Polisi Militer IV/2 Sub Detasemen 2-1 Kodam IV Diponegoro Magelang,”jelasnya. Terkait jika ada anggota TNI yang terlibat, Dandim  menyatakan ada tindakan sesuai dengan proses hukum. "Tidak ada yang kebal hukum saat ini. Namun, proses kami serahkan pada penyidik di Denpom," jelasnya.

Kapolres Magelang Kota, AKBP Joko Pitoyo mengatakan penganiayan tersebut diduga dilakukan oleh 14 oknum TNI. Menurut Joko, penganiayaan diduga dilakukan setelah korban (Wibowo, red) ketahuan mengintip salah satu siswi SMK Kesdam IV/Diponegoro yang sedang mandi di kamar mandi asrama RST dr Soedjono. "Saat ini, kasusnya telah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer IV/2 Sub Detasemen 2-1 Kodam IV Diponegoro Magelang," tandasnya. www.tribunnews.com