Kamis, 23 Mei 2013

Ipar Presiden Jadi Pensiunan Jenderal_Letjen Moeldoko Diangkat Jadi KSAD


Letjen Moeldoko resmi menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Kemarin, Presiden SBY mengambil sumpah dan me­lantik Letjen Moeldoko di Istana Ne­gara, Jakarta.

Prosesi pelantikan Letjen Moeldo­ko dimulai pukul 15.40 WIB. Acara diawali pembacaan SK Presiden ten­tang pengangkatan Moeldoko se­bagai KSAD yang dilanjutkan deng­an pengambilan sumpah jabatan.

"Tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapa pun juga yang saya tahu atau patut dapat mengira bahwa ia mem­punyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan pekerjaan saya," ucap Moeldoko dalam bagian sumpahnya.

Usai pembacaan sumpah, KSAD baru mendapat ucapan selamat dari Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono. Sejumlah pejabat yang menyaksikan prosesi tersebut juga memberi ucapan selamat. Di antara­nya, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, serta Menhan Pumomo Yusgiantoro.

Ibu Negara Ani Yudhoyono, Istri Wapres Herawati Boediono, Ketua MPR Taufiq Kemas. Ketua KPU Husni Kamil Manik, Ketua BPK Hadi Poemomo, Ketua MK Akil Mochtar ju­ga mengikuti jalannya prosesi tersebut.

Usai pelantikan, Presiden SBY mengajak foto bersama. Saat akan ber­pose dengan Wakil Presiden Boediono. Letjen Moeldoko, dan bekas KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Presiden SBY sempat meledek Pramono Edhie, yang juga adik iparnya. "Mulai besok yang tidurnya paling nyenyak Pak (Pramono) Edhie. Yang tidurnya kurang nyenyak Pak Moeldoko. Mulai banyak kerjaan," ujar SBY. Kelakar itu langsung disambut tawa Boediono, Pramono, Moeldoko, beserta para istri mereka.

Setelah mengikuti serangkaian pro­sesi pelantikan, KSAD Moeldoko mengungkapkan sejumlah poin yang akan direformasi di lingkungan TNI AD. Utamanya, kata dia, masalah kul­tur dan pendidikan. Ia menyebutnya sebagai piranti lunak atau software.

"Pertama kali yang akan kita lihat dari sisi pendidikan, mungkin softwarenya perlu dibenahi. Untuk pendi­dikan pembentukan, kemudian pendi­dikan pengembangan, mungkin ada sesuatu yang kurang pas. Ini yang akan saya evaluasi dengan serius, sehingga ada pembenahan," jelas Moeldoko.

Pernyataan tersebut disampaikan Moeldoko menyusul adanya konsep korsa yang digunakan para anggota Kopassus tersangka pembunuh ta­hanan LP Cebongan. Menurutnya, konsep korsa merupakan solidaritas yang harusnya bernilai positif.

"Kita harus selaraskan kembali dengan reformasi internal TNI, khususnya di bidang culture ya. Budaya yang berkembang di lingkungan pra­jurit harus kita lihat kembali," tambah Moeldoko.

Soal Cebongan, kata bekas wakil KSAD ini, TNI AD sudah menunjuk­kan transparansi. "Tidak ada sedikitpun yang kami tutupi. Pimpinan TNI AD juga tidak mau intervensi apapun. Nanti kita lihat bagaimana kami me­mainkan itu dengan sungguh-sung­guh," tandasnya.

Sementara, Pramono Edhie Wibowo mengaku lega telah mengakhiri karirnya di dunia militer dengan maksimal. Ke mana Pramono setelah pensiun? Mau nyapres? Pertanyaan ini dijawab santai oleh adiknya Ani Yudhoyono ini.

"Alhamdulillah kalau ada yang mengajak. Masih lebih bagus. Kalau ada yang mendoakan saya jadi presi­den amin. Daripada ada orang yang ingin jadi presiden dibilang ngaca du­lu. Betul kan?" ujarnya di Istana Kepresidenan, kemarin.

Kata Pramono, untuk sementara waktu ini dirinya ingin menggunakan waktu istirahatnya itu bersama ke­luarga. Saat masih aktif di militer, ia tak memiliki waktu yang cukup untuk keluarganya semasa masih menjabat. "Kemudian ada hobi saya yang ingin ditekuni dulu," ucapnya. (ONI), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (23 Mei 2013/Kamis, Hal. 09)