Kamis, 23 Mei 2013

Kasad baru bakal benahi sistem pendidikan prajurit



Rabu, 22 Mei 2013 18:02:11

Kasus penyerangan yang dilakukan 11 anggota Kopassus di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Kelas IIA, Sleman, DIY dan menewaskan empat orang berbuntut panjang. Para pelaku mengaku melakukannya atas dasar jiwa korsa yang dipegang para prajurit.

Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Moeldoko akan menyelaraskan kembali arti dari jiwa korsa. Ada beberapa hal yang akan dibenahi, khususnya budaya yang berkembang di lingkungan prajurit.

"Budaya yang berkembang di lingkungan prajurit harus kami lihat kembali, kami harus berani melihat kembali. Kalau ada hal yang memang harus diluruskan, kami akan luruskan," jelasnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/5).

Sebagai langkah pertama, dia akan melakukan perbaikan dari sisi pendidikan. Atau membenahi kurikulum yang diterapkan selama calon-calon prajurit masih melalui tahap belajar. "Untuk itu, pertama kali yang akan kita lihat dari sisi pendidikan, mungkin software-nya perlu dibenahi, pembinaan di dalam pendidikan mungkin juga ada yang harus diluruskan," tandasnya.

Selama menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Angkatan Darat, ia mengakui ada beberapa catatan yang harus diperbaiki. "Pasti ada," ucapnya singkat. Terkait berkas para pelaku yang segera diserahkan kepada Pengadilan Militer, Moeldoko mengaku tidak dapat mempengaruhi proses pengadilan. Namun, dia meyakini kasus itu dapat terungkap atas peran Angkatan Darat untuk membuktikan dugaan-dugaan yang berkembang di masyarakat.

"Secara prinsipil kami tidak bisa mempengaruhi pengadilan, tetapi setidak-tidaknya angkatan darat telah membuktikan, setidaknya proses persidangan di Sumatera bisa dibuktikan semuanya berjalan terbuka, tidak ada sedikitpun yang kami tutupi," ujarnya. Sumber : www.merdeka.com