Rabu, 01 Mei 2013

Pindad Masih Perlu Berbenah Diri



Bandung,   Pada usianya yang ke-30, PT Pindad (Persero) masih perlu melakukan pembe­nahan. Selain masih identik dengan keter­lambatan dalam memenuhi pesanan, saat ini perusahaan itu tercatat berutang Rp 600 miliar kepada TNI atau 50 juta bu­tir bila dikonversi dalam bentuk munisi.

Demikian disampaikan Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono, pada Bedah Buku 30 Tahun PT Pin­dad (Persero): Pijakan Menuju Keman­dirian Alutsista di PT Pindad (Persero), Jln. Gatot Subroto, Bandung pada Senin (29/4) malam. "Meski kapasitas produksi kami telah mencapai 130 juta butir/tahun, tapi mendapatkan pesanan 50 juta butir saja kesulitan. Oleh karena itu, kapasitas harus ditingkatkan lagi menjadi 200 juta butir/tahun," katanya.

Ia mengatakan, bahkan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat sekitar 3 minggu lalu berpesan bahwa perusahaan tersebut harus mampu meningkatkan kapasitasnya menjadi 500 juta butir/tahun. "Oleh kare­na itu, perusahaan ini harus menjadi world class industry. Hingga saat ini, satu karyawan perusahaan itu hanya mampu menghasilkan sekitar 120 ribu butir/tahun. Sementara di Amerika Serikat, satu kar­yawan bisa menghasilkan 1 juta bu­tir/tahun dan di Jerman sudah meng­hasilkan sekitar 720 ribu butir/tahun," katanya.

Adik juga menyampaikan, potensi denda perusahaan tersebut tahun ini mencapai sekitar Rp 14 miliar, lebih tinggi dari tahun lalu yakni Rp 11 miliar. "Namun, kami berharap hal tersebut tidak terjadi pada tahun ini. Bila perusahaan ini sering mem­bayar denda, akan sulit untuk lebih maju karena banyak modal yang mesti ditanam untuk masuk kepada world class industry" ujarnya.

Kepala Pusat Pengadaan Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kapusada Baranahan Kemenhan) Asep Sumaruddin mengatakan, PT Pindad (Persero) harus memfokuskan untuk membenahi diri dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas sebelum melangkah untuk menjadi world class industry. "Keluhan dari end user harus diperhatikan dan berusaha untuk dihilangkan dengan perbaikan kualitas," tuturnya.

Wakil Komisaris Utama PT Pindad (Persero), Ali Yusuf Susanto mengatakan, para direksi dan karyawan telah berusaha maksimal dalam berupaya memenuhi pe­sanan klien. Namun, kendala yang masih dihadapi adalah keterbatasan mesin untuk melakukan produksi. "Order terlalu banyak, mesin tua, dan tidak ada penam­bahan. Sementara pesanan tidak mungkin ditolak karena akan menjadi buah si­malakama. Kami berharap dan menargetkan, tahun 2014 permasalahan tersebut akan bisa diatasi," katanya.

Menurut Ali, PT Pindad (Persero) baru bisa memenuhi 10 persen dari total kebu­tuhan alutsista. "Munisi dan senjata laras panjang untuk perseorangan prajurit angkatan darat, yakni infanteri saya pikir sudah bisa terpenuhi cukup baik. Akan tetapi, untuk kavaleri, artileri medan, arti­leri pertahanan udara masih sangat minim," katanya. Oleh karena itu, perusa­haan tersebut harus terus bekerja keras untuk membangun kemampuan SDM, se­lain meningkatkan teknologi peralatan. (A-207), Sumber Koran: Pikiran Rakyat (01 Mei 2013/Rabu, Hal. 23)