Jumat, 10 Mei 2013

Puji Perjuangan RI Menjadi Negara Demokrasi_Jerman Setuju Jual 164 Tank ke Indonesia



Jerman menyetujui untuk menjual 164 tank bekas kepada Indonesia. Perjuangan Indonesia menjadi negara demokrasi menjadi landasan meloloskan proposal pembelian alat berat ini.

Pemerintahan Kanselir Angela Merkel telah memberikan lampu hijau untuk produsen senjata Rheinmetall AG yang berada di Duesseldorf, menjual tank ke Indonesia. Pernyataan itu dirilis Pemerintah Jerman, Rabu (8/5).

Penjualan itu termasuk 104 unit tank Leopard 2 dan 50 unit kendaraan tempur infantri Marder 1A2s. Selain itu, kesepa­katan ini juga meliputi 10 tank lain, termasuk kendaraan tempur untuk pegunungan dan sejumlah kendaraan militer lainnya.

Dewan Keamanan Negara me­ngizinkan ekspor senjata itu dalam pertemuan tertutup dan biasanya tetap tutup mulut hingga rincian­nya disiarkan dalam laporan ta­hunan ekspor sarana pertahanan.

Konfirmasi ini diperoleh se­telah seorang anggota parlemen oposisi Kalha Koil dari Partai Hijau yang meminta penjelasan terkait kesepakatan penjualan senjata yang dicapai November tahun lalu itu.

Partai Hijau Jerman selama ini menyuarakan keprihatinannya bahwa Indonesia, yang kerap di­kritik karena sering melanggar HAM, akan menggunakan per­senjataan buatan Jerman ini un­tuk menghadapi pengunjuk rasa dan etnis minoritas.

Juru bicara Merkel, Steffen Seibert, membela ekspor itu dan menyebut Indonesia mitra pen­ting. Menurut dia, Merkel telah memuji Indonesia sebagai tela­dan untuk keragaman agama saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Berlin.

"Indonesia, dalam pandangan pemerintah Jerman, sejak 1998 mengalami perubahan politik mendalam menuju sistem politik demokratis. Upaya perubahan pemerintah Indonesia berlang­sung terus," jelas Seibert menge­nai landasan pemerintah Jerman mau menjual tank.

Setelah proposal pembelian tank Indonesia ditolak Pemerin­tah Belanda, Indonesia kemudian tertarik dengan Tank Leopard made in Rheinmetall, yang diang­gap sebagai kendaraan perang yang tahan di berbagai medan.

Indonesia meminta tank itu pada 2012 dalam kunjungan Merkel dengan berjanji tidak menggunakannya terhadap rak­yatnya. Meski Indonesia berjanji tidak akan menyalahgunakan penggunaan kendaraan perang tersebut, kelompok pemerhati hak asasi manusia (HAM) inter­nasional masih khawatir.

Badan Amnesti Internasional menuduh adanya kejahatan hak asasi manusia di beberapa pro­vinsi. Selain itu, Indonesia diragukan juga karena ada di WO besar negara terkorup dalam Index Transparansi Internasional.

Keuntungan Regional
Beberapa tahun terakhir, Jer­man sudah melakukan miliaran kesepakatan jual beli senjata de­ngan beberapa negara, seperti Arab Saudi, Qatar dan Uni Emi­rat Arab.

Kesepakatan jual beli senjata ini dianggap untuk memastikan keamanan Jerman di kawasan re­gional. Misalnya, Arab Saudi di­anggap cukup strategis sebagai pihak yang bisa melawan dan menahan serangan dari Iran. Pihak Arab Saudi juga memiliki kerja sama erat dengan pihak in­telijen Jerman untuk melawan aksi terorisme internasional.

Hal yang sama juga mendasari Berlin menjual 62 Leopard ke Qatar. Qatar merupakan partner regional penting Jerman.

Pemerintahan Merkel sudah sering mempromosikan senjata perang buatan mereka kepada ne­gara-negara yang dianggap seba­gai partner strategis. Salah satu­nya adalah Indonesia. (cna/day), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (10 Mei 2013/Jumat, Hal. 10)