Rabu, 08 Mei 2013

Separatis_Polisi Temukan Barak Pelatihan Anggota OPM



Jayapura,   Aparat kepolisian yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di sekitar perkampungan di Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat, menemukan barak yang diduga seba­gai tempat pelatihan anggota OPM.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw yang dihubungi Antara dari Jayapura, Selasa, menga­takan, pihaknya melakukan olah TKP di lokasi itu dua kali setelah mendapat ber­bagai dokumen dan bendera Bintang Kejora serta berba­gai jenis senjata tajam.

"Olah TKP dilakukan Sabtu (4/5) pukul 10.00 WIT dan pukul 15.00 WIT. Dari olah TKP itu berhasil dite­mukan sebuah bangunan yang berada di lereng per­bukitan yang diduga menja­di markas sekaligus tempat pelatihan," kata Wakapolda Papua yang memimpin lang­sung penyelidikan kasus yang menewaskan dua war­ga sipil di Aimas.

Dikatakan Wakapolda, selain melakukan olah TKP, pihaknya juga sudah me­minta keterangan dari enam orang saksi yang diduga me­ngetahui dengan pasti awal insiden itu.

Penyidik masih terus me­mintai keterangan dari ke­enam saksi yang juga diduga anggota kelompok tersebut, kata Wakapolda Papua. Ia mengakui, sejak pihaknya berhasil melakukan olah TKP di lokasi itu, Isak Kalai­bin yang diduga menjadi ke­tua kelompok itu hingga saat ini tidak diketahui ke­beradaannya.

"Hingga saat ini belum diketahui keberadaan Isak Kalaibin,” kata Brigjen Pol Waterpauw.

Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara ter­ungkap insiden itu berawal dari laporan masyarakat tentang adanya sekelompok masyarakat yang berjumlah sekitar 200 orang berkum­pul di rumah Isak Kalaibin. Mereka diduga akan mela­kukan pengibaran bendera Bintang Kejora pada 1 Mei lalu yang oleh sekelompok masyarakat diperingati se­bagai hari aneksasi.

Setelah mendapat laporan itu, anggota melakukan patroli ke lokasi yang juga dilaporkan terlarang bagi mereka yang bukan anggota kelompok tersebut.

Menurutnya, dari hasil olah TKP dan pemeriksaan terhadap para saksi, terung­kap di rumah Isak Kalaibin makin malam makin banyak warga yang datang dan ber­kumpul dengan membawa aneka jenis senjata tajam. Hal itu menyebabkan aparat keamanan gabungan TNI/Polri mendatangi kawasan yang berlokasi di Aimas itu.

Namun, setibanya di lo­kasi, masyarakat mengha­dang dan meminta aparat keluar dari kendaraan yang digunakan. Tak lama kemu­dian, kendaraan itu dirusak dan anggota diserang de­ngan menggunakan senjata tajam hingga melukai salah satu anggota Koramil Aimas.

Mendapat serangan dari masyarakat, menurut Waka­polda Papua, anggota yang membawa senjata kemudian mengeluarkan tembakan hingga akhirnya mengenai warga yang memang berada di sekitar lokasi.

Kasus penembakan me­nyebabkan enam warga mengalami luka tembak. Dua di antaranya mening­gal, yakni Abner Makagawak dan Thomas Blesia. Jumlah korban tewas menjadi tiga setelah hari Selasa kemarin, Ny Salomina Kalaibin me­nyusul meninggal.

Kabid Humas Polda Pa­pua Kombes Pol Gede Sumerta ketika dihubungi Antara mengatakan, korban sempat dioperasi pada Ka­mis (1/5) sesaat setelah ter­tembak, di RS Sele Be Selo Aimas.

Dikatakan, dokter yang mengoperasi korban berha­sil mengeluarkan proyektil, namun jenisnya bukan yang biasa digunakan TNI/Polri atau amunisi standar.

"Kami memperoleh infor­masi, proyektil yang ditemu­kan pada tubuh korban itu bukan proyektil yang digunakan polisi atau TNI," kata Kombes Gede Sumerta.

Tanggal 1 Mei selain diperingati sebagai hari kem­balinya Papua ke pangkuan Ibu Pertiwi (NKRI), oleh sekelompok masyarakat di Papua juga diperingati seba­gai hari aneksasi. (Ant/Dwi Putro AA), Sumber Koran: Suara Karya (08 Mei 2013/Rabu, Hal. 14)