Rabu, 12 Juni 2013

ALUTSISTA_Pembangunan Kapal Selam dan IFX Jadi Program Nasional

JAKARTA:   Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, pembangunan infrastruktur kapal selam dan jet tempur Indonesia Fighter eXperiment (IFX) akan menjadi program nasional. Agar tak menemui hambatan, pemerintah be­rencana membahasnya bersama DPR untuk membuat payung hukumnya.

"Butuh dukungan parle­men karena program ini pas­ti akan melalui lintas parle­men. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi proyek nasional," ujar Purnomo usai memimpin Sidang ke-9 Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa (11/2).

Sidang ke-9 KKIP, diha­diri Wamenhan merangkap Sekretaris KKIP Sjafrie Sjamsuddin, Sekretaris Menristek, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin, Deputi II Kementerian BUMN, Kasum TNI dan Asrena Kapolri.

KKIP juga telah mengha­silkan UU No. 16/2012 ten­tang Industri Pertahanan yang telah disahkan DPR.

Pembangunan infra­struktur kapal selam di PT PAL Surabaya. Sementara, IFX akan dibangun di PT Dirgantara Indonesia (DI) Bandung. Paling lambat, di­harapkan Menhan, dua hingga tiga tahun ke depan Indonesia sudah memiliki infrastrukturnya.

Dalam sidang ke-9 KKIP juga dibeberkan tentang ke­tertarikan Vietnam, Filipina, Thailand, Myanmar dan Malaysia untuk membeli CN-295, pesawat angkut pro­duksi PT Dirgantara Indone­sia. Sementara, Brunei menyatakan ketertarikan, na­mun meminta Indonesia agar melakukan 'demo flight'.

Sjafrie mengatakan ke­tertarikan lima negara untuk membeli CN-295 karena ini pesawat ini bisa digunakan bantuan sosial, selain untuk kegiatan militer. "Pesawat je­nis angkut ini bisa mendarat di atas rumput dan bisa mengangkut sekitar 50 orang penerjun," kata Sjafrie me­maparkan hasil 'road show' promosi CN-295 di enam negara di kawasan ASEAN.

Secara terpisah, anggota Komisi I DPR Husnan Bey Fananie meminta industri pertahanan dalam negeri te­rus menciptakan produksi sesuai dengan kebutuhan masa datang. Hasil karya yang dihasilkan bisa meme­nuhi kriteria yang dibutuh­kan negara-negara peminat.

Di sisi lain, kata dia, Inhan dalam negeri tetap men­jalin kerjasama dengan ne­gara lain yang memiliki in­dustri pertahanan. Nantinya diharapkan dapat memberi masukan dalam pemantap­an bagi pengelolaan industri pertahanan dalam negeri, guna menghasilkan alutsista yang modern untuk TNI dan menggunakan standar teknologi alutsista yang umum digunakan oleh negara maju saat ini.

"Kerja sama itu dimak­sudkan untuk mendapat gambaran dan penjelasan mengenai jenis-jenis alut­sista unggulan yang mereka produksi," ujar dia.

Kecelakaan
Di tempat terpisah, sebu­ah pesawat helikopter latih milik Penerbangan TNI Ang­katan Darat (Penerbad) jatuh di kompleks Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanu­mad) Ahmad Yani, Sema­rang, Selasa (11/6) sekitar pukul 08.30 WIB.

Helikopter jenis Huges 300 C ini diduga mengalami permasalahan mesin selepas melaksanakan training sis­wa. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, na­mun pesawat buatan Sikor-sky Air Craft Corp mengalami kerusakan parah.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kasi Pam Lanumad Ahmad Yani Se­marang, Mayor Tony Syafrudin, seorang siswa dan seo­rang instruktur penerbang yang tidak disebutkan na­manya, hanya mengalami luka-luka ringan. Saat musi­bah terjadi, pesawat telah selesai melaksanakan ter­bang selama kurang lebih 30 menit dan akan kembali ke hanggar.

Namun saat berada di area taxiway charlie (peng­hubung runway dengan apron) diduga pesawat mengalami loscpower se­hingga terjatuh. "Penyebab pasti kecelakaan masih da­lam penyelidikan," katanya.

Mayor Toni Syafrudin menambahkan, heli dalam kondisi rusak dan tidak bisa diterbangkan kembali. Peris­tiwa nahas itu terjadi sebe­lum hujan. Ketika itu heli sudah turun ke runway mau menjemput siswa latihan berikutnya, akan tetapi tiba-ti­ba saja terjatuh.

Sementara itu, pasca jatuhnya heli latih Huges 300c di Lanumad Ahmad Yani Se­marang, penerbangan komersial di Bandara Internasional Ahmad Yani tetap berjalan normal. (Feber S/Pudyo Saptono), Sumber Koran: Suara Karya (12 Juni 2013/Rabu, Hal. 04)