Selasa, 04 Juni 2013

Ideologi Negara_Jaga Pancasila dengan semangat Toleransi


Jakarta,   Semangat Pan­casila, yang diperingati seti­ap 1 Juni, dirasakan semakin melemah dengan adanya perbuatan intoleran oleh kelom­pok tertentu terhadap kaum minoritas. Padahal, Pancasila itu bagaikan kain tenun yang tidak dapat kembali seperti se­mula jika sudah dirobek.

"Pancasila itu seperti tenun, ikatannya tak boleh robek. Ha­rus selalu dijaga karena sekali robek akan rusak semuanya," kata Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, dalam diskusi "Pancasila Jiwa Bangsa" di Gedung Perpustakaan Nasio­nal, Jakarta, Minggu (2/6).

Anies menambahkan sema­ngat Pancasila saat ini dirasa­kan semakin melemah dengan adanya perbuatan intoleran oleh kelompok tertentu terhadap kaum minoritas.

"Di dunia ini selalu ada tole­ransi dan intoleransi. Akan tetapi, ketika intoleransi diek­spresikan dengan kekerasan, pelakunya harus dimasukkan ke penjara," kata dia.

Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk memberi­kan apresiasi terhadap perbuat­an pancasilais dan mendorong Pancasila untuk dibangkitkan lagi semangatnya.

"Mari kita mengapresiasi bagi yang menjunjung tinggi Pancasila karena mereka yang menjadi simbol negara telah ga­gal mengapresiasi orang-orang yang menjunjung Pancasila," kata dia.

Anies juga mengingatkan masyarakat agar memilih pe­mimpin yang mampu menjaga keutuhan Pancasila. Menurut Anies, pemimpin yang ideal adalah mereka yang mampu menjaga keutuhan Pancasila. "Tahun 2014 ke depan tak bo­leh ada lagi pemimpin yang membiarkan perobek Pancasi­la dibiarkan," kata dia.

Selain menjaga Pancasila, Anies mengatakan aspek go­tong royong perlu dikedepankan. Pemimpin juga ha­rus memikirkan bagaimana mencerdaskan anak bangsa. Sebab, hal itu merupakan in­vestasi pembangunan kualitas sumber daya manusia untuk dapat bersaing dengan dunia.

"Bagaimana melawan selu­ruh dunia kalau kualitas manu­sianya tidak ditingkatkan? Kita harus bangkit dan mengatakan cerdaskan seluruh anak Indo­nesia. Dengan cerdas, maka mereka mencapai kesejahtera­an," ujar dia.

Kualitas Manusia
Dekan FISIP UI, Bambang Shergi Laksmono, menambah­kan Pancasila merupakan tan­tangan pendidikan bagi para pemuda sebagai modal untuk membangun negara. "Pancasila bukan sebuah doktrin moralitas saja, melainkan modalitas bangsa yang mendorong dan membuka jalan masa depan," ujar dia.

Sebelumnya, diLapangan Pancasila Ende, Nusa Tenggara Timur, dalam puncak peringat­an Hari Pancasila, Wapres Boediono mengatakan asas-asas Pancasila harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, dan sebaliknya, tidak dimati­kan dalam praktik sosial. Se­lain itu, Pancasila akan efektif dalam praktik sosial jika dapat diwujudkan dalam pelbagai hukum positif yang mengatur hidup bersama.

"Sikap saling menghormati akan selalu gagal apabila asas-asas Pancasila dimatikan da­lam praktik sosial kita sehari-hari," kata Wapres Boediono, Sabtu (1/6). (fdl/Ant/N-1), Sumber: Koran Jakarta (03 Juni 2013/Senin, Hal. 01)