Kamis, 27 Juni 2013

Imparsial: Usut Tuntas Penembakan di Puncak Jaya


Rabu, 26 Juni 2013, 11:19
Dwifantya Aquina, Banjir Ambarita (Papua)

VIVAnews - Rombongan personel TNI ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga Organisasi Papua Merdeka di Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Selasa 25 Juni 2013. Dua orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut, yakni satu anggota TNI atas nama Letda I Wayan Sukarta, anggota Yonif 753 AVT Nabire dan satu lagi sopir mobil warga sipil.

Insiden ini mendapat perhatian dari Imparsial. Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Hak Asasi Manusia itu memandang Papua masih daerah konflik.

Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti, menyesalkan terjadinya penembakan yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia.

"Kasus penembakan ini menambah panjang catatan kekerasan yang terjadi di Papua dan menunjukkan bahwa Papua masih menjadi daerah konflik," ujar Poengki, Rabu 26 Juni 2013.

Untuk itu, Poengki melanjutkan, Imparsial mendesak pihak berwenang, dalam hal ini Kepolisian, bisa segera menangkap pelaku, agar segera ada kepastian hukum. Ia juga berharap Polda Papua bisa paparkan kepada masyarakat, sampai di mana pengusutan terhadap kekerasan beberapa waktu lalu di Puncak Jaya.

Guna mengakhiri segala bentuk kekerasan di Papua, Poengki juga meminta pemerintah menyiapkan dialog dengan kelompok yang berseberangan dengan pemerintah. "Imparsial berharap Pemerintah tidak phobia terhadap dialog, karena dengan dialog damai, justru akan menghasilkan rasa saling percaya dan mampu mengurai masalah."

Bukan hanya itu, Poengki juga meminta agar pemerintah tidak menggunakan kasus-kasus kekerasan ini sebagai justifikasi untuk terus mengirimkan pasukan ke Papua. Pemerintah, kata dia, juga jangan selalu berpikiran masalah Papua hanya sekedar masalah kesejahteraan, tapi juga masalah lain yang harus dituntaskan seperti pelanggaran HAM.

"Sehingga solusinya tidak cukup dengan gelontoran dana Otsus atau pendekatan Otsus Plus," tegasnya. (umi)