Selasa, 18 Juni 2013

Kasad: Shalat Mengajarkan Kita Berdisiplin


Jakarta,   Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, peringatan Isra Mi'raj merupakan salah satu tradisi dalam kehidupan umat Islam, yang dari tahun ke tahun selalu kita laksanakan.

Peringatan Isra Mi'raj saat ini, hendaknya jangan dimaknai sekedar untuk memenuhi tradisi, melainkan harus lahir karena kesadaran luhur untuk mewarisi semangat dan keteladanan Rasul. Dengan demikian, melalui peringatan Isra Mi'raj diharapkan kita dapat memetik hikmah dan menarik pelajaran penting dari peristiwa perjalanan Nabi tersebut, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini disampaikan Kasad dalam saambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Personel Kasad Mayor Jenderal TNI Istu Hari Subagio dalam acara peringatan Isra Mi'raj Warga Mabesad di Masjid At-Taqwa, Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Senin (17/6).

Menurut Kasad, peristiwa Isra Mi'raj merupakan perjalanan malam Nabi Muhammad SAW, sebagai kehendak Allah SWT atas hamba-Nya, untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Hal tersebut ditegaskan dalam firman Allah yang artinya: "Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah diberkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya". (QS Al-Is-ra'Ayat 1).

Kasad menjelaskan, salah satu hikmah Isra Mi'raj adalah perintah kepada umat Islam untuk menegakkan shalat lima waktu. Sebagaimana kita ketahui, bahwa melalui shalat lima waktu, akan mengajarkan kepada kita untuk berdisiplin dalam segala hal, baik disiplin dalam kehidupan pribadi, di satuan maupun lingkungan sosial sekitarnya. Oleh karena itu, melalui ibadah shalat juga dapat dimaknai sebagai bagian dari pembangunan mentalitas umat, yang muaranya dapat mengantarkan pada pembentukan disiplin dan etos kerja para prajurit sebagai bhayangkari negara dan bangsa.

Sementara itu, Drs KH Agus Dermawan Isk, SE dalam ceramahnya mengatakan, banyak ulama yang mengatakan bahwa bulan Rajab adalah bulan milik Allah karena adanya peristiwa besar yakni Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW berupa perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan ke Sidratul Muntaha untuk menghadap secara langsung kepada Allah SWT untuk menerima perintah shalat.

Penceramah juga mengajak pada bulan Syaban menjelang Ramadhan ini supaya kita bertobat minta ampun kepada Allah SWT dan minta maaf kepada orangtua agar diterima dalam puasa Ramadhan, dan kita kembali menjadi bersih suci seperti anak yang baru lahir. (be), Sumber Koran: Harian Pelita (18 Juni 2013/Selasa, Hal. 21)