Selasa, 04 Juni 2013

Menhan: Pertahanan Indonesia Mulai Disegani


Jakarta,   Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro me­ngatakan menteri-menteri pertahanan dari ne­gara-negara sahabat yang menemuinya meng­hargai dan menghormati peran serta posisi me­nonjol Indonesia di Asia.

Purnomo telah mengadakan sedikitnya 14 pertemuan bilate­ral dengan sejumlah menteri pertahanan dan pejabat pertah­anan dan keamanan di Singapura, Jumat dan Sabtu lalu di sela Pertemuan Tingkat Tinggi Keamanan ke-12 di Singapura.

Dalam forum yang juga dike­nal The Shangri-La Dialogue" (SLD) sejak 31 Mei hingga 2 Juni itu, Purnomo berbicara dalam sesi ketiga Sabtu siang berte­ma "Modernisasi Militer dan Transparansi Strategik" bersama dengan Menhan Australia Stephen Smith dan Menhan Ing­gris Philip Hammond.

Para menhan yang disebutnya mengapresiasi Indonesia itu antara lain Chuck Hagel dari Amerika Serikat, Stephen Smith dari Australia, Philip Hammond dari Inggris, Itsunori Onodera dari Jepang, Jean Yves Le Drian dari Prancis dan Peter Mackay dari Kanada.

"Dalam pertemuan bilateral­nya, Menhan AS Chuck Hagel berkali-kali mengatakan bah­wa Indonesia masuk kelompok emerging powers di Asia ber­sama dengan India dan China," kata Purnomo.

Menurut dia, tim AS yang membidangi kawasan Asia Pa­sifik akan bertemu dengan tim Indonesia untuk menindaklan­juti pertemuan bilateral itu. Ha­gel juga mengundang Purno­mo untuk bertemu di AS, se­lain juga dengan para Menhan ASEAN.

Pertemuan bilateral Purnomo dan para mitranya membicara­kan kerjasama militer dan alutsista. "Kerja sama yang diba­has mencakup antar pertahanan, militer, individu, pelatihan dan juga industri militer," ka­tanya.

Purnomo mengaku memasti­kan posisi Indonesia jelas dalam sengketa di Laut China Selatan yang melibatkan Malaysia, Filipina, Brunei, Vietnam, Taiwan dan China.

"Sengketa di wilayah itu dise­lesaikan secara bilateral oleh negara-negara pengklaim dan Indonesia sebagai bukan ne­gara claimant terlibat dalam dimensi multilateral," katanya.

"Kita inginkan kebebasan pelayaran di Laut China Sela­tan dan menjadi kawasan da­mai dan stabil".

Purnomo juga menyinggung modernisasi pertahanan Indo­nesia yang tidak hanya melalui pengadaan persenjataan, teta­pi juga menciptakan peluang mengembangkan industri per­tahanan nasional sendiri.

"Modernisasi militer di In­donesia juga termotivasi oleh ambisi kami untuk memain­kan peran yang meningkat dalam pemeliharaan keaman­an dan perdamaian interna­sional melalui operasi-operasi pasukan pemelihara PBB," ka­tanya. (zis), Sumber Koran: Harian Pelita (04 Juni 2013/Selasa, Hal. 21)