Senin, 24 Juni 2013

Modifikasi Cuaca Mulai Hasilkan Hujan di Riau


Sunday, 23 June 2013, 13:25 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Modifikasi cuaca melalui penyemaian awan dalam menanggulangi kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau mulai membuahkan hasil yang ditandai dengan hujan gerimis di sekitar Kota Dumai pada Ahad (22/6) pagi.

"Saya mendapat laporan dari Koramil di Dumai bahwa pagi tadi pukul 06.00 sudah ada hujan gerimis selama 30 menit di sekitar Kecamatan Bukit Kapur," kata Komandan Satgas Tanggap Darurat Penanggulangan Asap Brigjen TNI Teguh Rahardjo pada jumpa pers di Lanud TNI AU Pekanbaru.

Ia mengharapkan hal tersebut menjadi awal yang baik dalam upaya pemerintah menanggulangi kebakaran dan kabut asap. Meski begitu, ia mengatakan, hujan gerimis belum terlalu mempengaruhi kondisi udara yang masih diselimuti asap sisa kebakaran.

"Semoga ini menjadi awal yang baik, dan personel TNI AD di wilayah Riau masih terus melakukan proses pemadaman lewat darat," kata Teguh yang juga menjabat Komandan Korem 031/Wirabima, Riau.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah melakukan proses cloud seeding (penyemaian awan) sejak Sabtu (22/3) dengan cara menebar empat ton garam (Nacl) di awan menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan pada BPPT Heru Widodo mengatakan terjadinya hujan setelah percobaan pertama merupakan pertanda baik, sebab kondisi cuaca di Riau dikategorikan abnormal karena kering dan minim awan cumulus.

Apalagi, kebakaran lahan menyebabkan jumlah kumpulan awan nyaris nihil di angkasa. Ia berharap, upaya yang dilakukan akan bisa mengondisikan cuaca sehingga akan turun hujan dalam dua hari ke depan.

"Harapannya, hujan akan mengurangi asap yang membuat sinar matahari bisa masuk dan uap air di bawah akan naik dan membentuk awan-awan baru yang bisa menimbulkan hujan secara berulang untuk memadamkan kebakaran," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya akan kembali menyemai awan pada Minggu sekitar pukul 13.00 WIB. Sementara itu, Direktur Tanggap Darurat BNPB Tri Budiarto mengatakan operasi selanjutnya Satgas akan terus melakukan upaya modifikasi cuaca yang didukung dengan pemadaman dari udara dan darat.

Berdasarkan data Satelit NOAA 18 pada Jumat (22/6) titik panas (hotspot) yang terpantau di Sumatera mencapai 118 titik, di antaranya 94 titik berada di Riau. Jumlah titik api di Riau terdeteksi bertambah dari sebelumnya mencapai 11.

"Upaya pemadaman terus dilakukan, dan saya berharap pemerintah daerah turut membantu terutama dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membakar lahan," ujar Tri.

Redaktur : Djibril Muhammad
Sumber : Antara