Senin, 01 Juli 2013

Kopassus Perlu Diberi Dukungan, Karena Mereka Asset Bangsa


30 June 2013 | 19:12  

Semua orang harus sadar bahwa prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat adalah juga manusia. Mereka tak luput dari kesalahan. Bila teman mereka dibunuh preman, wajar kalau mereka membalasnya sebagai manusia. Seekor macan tidak akan menggigit, bila tidak diganggu. Begitu pula dengan kedua belas prajurit Kopassus yang saat ini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta. Mereka tidak terima teman mereka dibunuh secara keji dan biadab oleh preman asal NTT, di Hugos Café, Yogyakarta.

Meski begitu, mereka tetap bersalah. Setiap prajurit yang melanggar hukum, maka peradilan militer-lah jawabannya. Hal itu diatur dalam UU No 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer dan hukum yang berlaku adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM). Setiap anggota militer yang melakukan pelanggaran, hukumannya akan lebih berat ketimbang masyarakat sipil.

Apa yang dilakukan keduabelas prajurit Kopassus bukanlah pelanggaran HAM, karena apa yang dilakukan preman di Hugos Café terhadap Kopassus juga bisa ditafsirkan melanggar HAM, karena membunuh prajurit elit Indonesia.

Peristiwa penyerangan LP Cebongan, bukan peristiwa Genosida atau Genosid. Sebab Genosida adalah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan atau membuat punah bangsa tersebut.Apa yang dilakukan Kopassus adalah aksi spontanitas karena jiwa korps satuan (Korsa) yang tertanam dalam setiap dada prajurit TNI.

Dalam rekaman CCTV di Hugos Café, saat penganiayaan dan pembunuhan di Hogos Café, prajurit Kopassus yang sedang berdinas sudah menyatakan bahwa dia adalah prajurit Kopassus, tapi para preman (termasuk Polisi Bripka Juan) itu bukannya menghormati, malah justru memukul, menganiaya, dan jumlah preman itu bertambah banyak yang mengeroyoknya.

Kepala prajurit Kopassus dipukul pakai botol minuman keras, sudah roboh, malah ditusuk dengan pisau, dihajar, ditendang, dan sudah tidak bergerak (meninggal) masih juga diseret-seret mayatnya. Siapapun yang melihat rekaman video ini jelas darahnya akan mendididih. Jadi, kenapa Komnas HAM yang dibiayai asing itu malah menyalahkan Kopassus???

Kesatria Kopassus dalam sebuah akun menyatakan nyawa satu orang Kopassus lebih berharga dari seribu preman. Mereka menyatakan perang terhadap preman dan berjanji akan membersihkan republic ini dari preman.Kopassus meminta para preman berhati-hati, sebab didalam penjara saja mereka bisa terbunuh, apalagi dijalanan.

Apa yang dilakukan Kopassus mendapat dukungan masyarakat. Untuk apa dan apa untungnya kita mendukung preman yang sudah banyak merugikan masyarakat Indonesia? Lebih baik kita dukung Kopassus yang bisa menyelamatkan bangsa dan negara kita. Perlu kita ketahui untuk melatih satu orang prajurit Komando biayanya tidak sedikit. Mereka

berlatih bertaruh nyawa untuk mendapatkan baret merah. Sementara preman, hanya memperkaya kelompoknya saja, dengan memeras, menjadi debt collector yang pekerjaannya itu tidak membutuhkan keringat, cuma butuh otot.

Lihat saja di Papua, seorang Letnan Kopassus tewas ditembak separatis Papua. Lalu preman asal Ambon, NTT, dll, apa yang mereka perbuat untuk bangsa dan negara ini (selain memeras)??? Sudah menjadi rahasia umum bahwa para preman itu berlindung dibalik yayasan yang dipegang aparat penegak hukum. Cuma sayangnya aparat penegak hukum (apalagi satu suku) berdiam diri dan asyik menerima setoran dari mereka. Jadi bagaimana mau diberantas, kalau para preman itu ada yang membekingi dan melindungi.

Saran saya, sebaiknya saya sebut saja Polisi atau aparat lain, janganlah mendekati para preman-preman itu, kalau Polisi mau di cap positif, karena Gus Dur pernah bilang, hanya ada dua Polisi yang baik di negeri ini, yakni Polisi Tidur dan Jenderal Hoegeng (mantan Kapolri).Setiap café dan diskotik serta tanah-tanah kosong selalu ada preman, mau jadi apa bangsa ini bung ! Memang kita butuh pimpinan bertangan besi yang keras dan tegas (jangan lembek) yang bisa mengatakan dan memerintahkan : “Segera hapuskan Premanisme di negeri ini”. Selama ini yang dirazia Polisi hanya preman terminal dan jalanan, supaya kelihatan ada kerjanya.

Padahal, preman yang sebenarnya itu yang ditakuti masyarakat adalah preman pimpinan Hercules dan Jhon Kei yang tidak melihat siapa didepan mereka, tentara-pun dibunuh sama mereka. Jadi kita mau dukung Preman atau prajurit Kopassus yang sekarang disidang??