Senin, 15 Juli 2013

Pemilihan Taruna TNI di Papua Objektif

SENTANl — Panglima Ko­dam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Christian Zebua menegaskan, tidak ada pungutan terhadap siapa saja yang menga­jukan diri menjadi anggota Ten­tara Nasional Indonesia (TNI) di Papua. "Kami di Papua betul-be­tul objektif." kata Christian. akhir pekan lalu.

Ia menambahkan, anggotanya atau tim penerimaan tentara baru tidak boleh menerima sogokan atau apa pun yang sifatnya men­jadikan tidak adil dan tidak ob­jektif. Christian menegaskan, bila ada oknum yang memungut biaya perekrutan akan dihukum sesuai dengan ketentuan.

Di Papua berlaku affirmative action dengan memprioritaskan pemuda setempat untuk direkrut sebagai anggota TNI. Meskipun diprioritaskan, para pemuda ini dipilih yang berkualitas.

Menurutnya, meskipun diuta­makan, bukan berarti sembarang orang bisa direkrut menjadi ang­gota tentara. Melainkan, harus tetap melewati berbagai tahapan seleksi bahwa yang bersangkutan layak dan memenuhi persyaratan menjadi seorang tentara.

Baru-baru ini 17 peserta calon taruna Kodam XVII/Cenderawasih dinyatakan memenuhi per­syaratan dalam sidang pantukhir untuk selanjutnya mereka akan mengikuti pendidikan di Aka­demi Militer. Di masyarakat Papua masih ada anggapan bahwa untuk masuk atau menjadi se­orang prajurit harus membayar sejumlah uang.

Christian mengatakan, Tim pantukhir bertindak secara pro­fesional dan objektif dalam mem­berikan penilaiannya. Tidak ada pilih kasih dalam pemilihan ca­lon, semua calon yang memenuhi syarat dan norma yang telah di­tentukan dialah yang berhak menjadi prajurit TNI AD.

Ia menuturkan, hal ini penting untuk dipahami guna memper­oleh calon perwira yang benar-benar berkualitas. Selain itu un­tuk menepis adanya tudingan miring bahwa untuk masuk atau menjadi seorang prajurit harus membayar sejumlah uang.

Pada saat awal pendaftar Ta­runa Akmil Reguler TA 2013 diikuti sebanyak 118 orang dari sasaran 100 orang. Setelah dilaksanakan berbagai tahapan seleksi mulai dari pemeriksaan administrasi, kese­hatan, uji kesamaptaan jasmani, mental ideologi, dan psikologi menghasilkan 17 orang peserta yang dinyatakan memenuhi per­syaratan. (antara ed: muhammad hafil), Sumber Koran: Republika (15 Juli 2013/Senin, Hal. 07)