Rabu, 24 Juli 2013

Presiden SBY: Prajurit TNI Harus Didukung Alutsista Modern

[JAKARTA] Indonesia ha­rus terus melakukan upaya pengembangan dan pemutakhiran alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI. Dengan demikian, dalam lima tahun seluruh prajurit diharapkan dapat menja­di tentara yang kuat dan modern.

"Dalam lima tahun ini kita kembangkan alutsista secara signifikan agar tenta­ra kita menjadi tentara yang kuat dan modern," kata Pre­siden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada acara peres­mian Monumen Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indone­sia (NKRI) di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/7).

Menurut SBY, tentara yang kuat dan modern sa­ngat diperlukan guna me­ngemban amanat konstitusi nasional. Oleh sebab itu, un­tuk lebih mendukung kekuatan angkatan bersenjata, perbaikan alutsista TNI ha­rus dilakukan.

Dalam kesempatan terse­but, SBY mengingatkan per­bedaan arti antara perang aki­bat keputusan politik dan perang yang dilakukan militer. Menurutnya, perang merupa­kan sebuah keputusan politik, sedangkan perang dalam militer merupakan sebuah misi angkatan perang.

Oleh karena itu, apa pun pertimbangan politik yang mendorong dilaksanakan­nya perang, bagi seluruh prajurit pada hakekatnya adalah pahlawan bangsa.

"Ada satu hal yang ingin saya kedepankan dalam hal ini antara politik dan militer. Perang adalah keputusan politik. Sedangkan perang adalah sebuah misi angkat­an perang. Oleh karena itu, apapun pertimbangan poli­tik yang mendorong dilak­sanakannya perang itu, bagi prajurit hakikatnya adalah pahlawan," ucap SBY.

Sebab itu, sebagai bang­sa yang besar, sudah sepa­tutnya segenap rakyat Indo­nesia menghormati jasa-jasa para pahlawan yang gugur di medan perang.

Generasi Muda
SBY menjelaskan, gene­rasi muda harus selalu di­ingatkan untuk dapat mema­hami sejarah perjuangan Indonesia. Saat ini dirinya se­ring mendengar ucapan seo­lah generasi muda kurang paham sejarah dan apa saja yang dialami pendahulu. Oleh karena itu, permasa­lahan generasi muda yang lupa akan sejarah harus ce­pat ditelaah dan dicari pe­nyebabnya. "Kalau ini be­nar, mari kita telaah. Apa­kah karena perubahan za­man dan nilai di tingkat na­sional dan dunia, atau kita perlu lakukan upaya lebih agar anak-anak kita tahu se­jarah negerinya," ujar SBY.

Banyak hal yang bisa dila­kukan agar generasi penerus tidak lupa akan sejarahnya. Salah satunya yakni diingatkan melalui cerita akan perja­lanan sejarah, baik itu dari ke­terangan pelaku sejarah, catat­an hingga melalui monumen.

Dalam kesempatan yang sama, SBY juga berharap dengan dibangunnya Monu­men Perjuangan Mempertahankan NKRI, generasi mu­da Indonesia dapat mengerti sejarah perjuangan bangsa.

Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI diresmikan dan dibuka untuk umum. Monumen Perjuang­an yang berada di dalam Markas Besar TNI Cilangkap dibangun berdasarkan visualisasi berbagai kisah pengabdian TNI, terutama di bidang militer.

Panglima TNI Laksamana (TNI) Agus Suhartono, menjelaskan, Monumen Perjuangan Mempertahan­kan NKRl didirikan di atas tanah seluas 6.000 meter persegi dan dengan luas ba­ngunan 4.680 meter persegi. Monumen terletak di Kom­pleks Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur dan berseberangan dengan Monumen Seroja. [Y-7], Sumber Koran: Suara Pembaruan (23 Juli 2013/Selasa, Hal. 07)