Rabu, 07 Agustus 2013

Kalla Kecam Penembakan ReIawan PMI


PALANG Merah Indonesia (PMI) Pusat mengecam pe­nembakan terhadap tiga relawannya di Puncak Senyum Kabupaten Puncak Jaya, Papua beberapa waktu lalu. PMI me­nilai kasus penembakan terse­but telah mencoreng kehidup­an berbangsa dan bernegara.

Disamping itu, kasus ini juga merupakan pelanggaran terha­dap perlindungan bagi relawan kemanusiaan sebagaimana yang telah diatur secara inter­nasional. "Saya kira itu dilaku­kan oleh gerilyawan atau milisi gerakan separatis dan itu ter­masuk pelanggaran hukum in­ternasional," kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla di Jakarta, kemarin.

JK mendesak kepolisian untuk mengusut kasus penem­bakan yang mengakibatkan se­orang relawan PMI meninggal dan dua lainnya luka-luka. Dia juga menyesalkan terjadinya penembakan itu, karena PMI itu pihak yang netral dalam setiap situasi konflik. "Ambulance tidak boleh dihadang, dia boleh ke mana saja, ke daerah musuh maupun ke daerah pe­rang," ujar bekas Wakil Presi­den RI ini.

JK menuturkan, relawan PMI ada di lapangan untuk menolong semua pihak yang ber­ada di wilayah konflik terma­suk juga para milisi. Dia me­nekankan bahwa PMI tidak berpihak ke mana pun, baik ke pemerintah maupun ke gerakan separatis.

Dia juga menyatakan, pihak­nya sudah mengirim dua pe­tugas PMI ke daerah Puncak Jaya untuk memastikan apa yang terjadi di balik penembak­an itu. Sementara dia baru akan memantau langsung ke lokasi usai Lebaran mendatang. "Se­telah Lebaran akan saya lihat, tapi orang PMI sudah ada di situ sekarang," katanya.

Sekjen PMI Pusat Budi A. Adiputro menyatakan, pihak­nya telah meminta pemerintah, TNI dan Polri untuk mengusut tuntas kasus penembakan ini. "Kami mengharapkan agar ka­sus penembakan ini diusut tun­tas, mencari penyebab dan di­berikan hukuman kepada siapa saja yang telah berbuat keji terhadap tiga orang relawan ka­mi," katanya.

Dia menegaskan, relawan PMI mengemban tugas kemanusian dengan menggunakan simbol dan, mengenakan lambang PMI yang diakui secara nasional dan inter­nasional. "Oleh karena itu PMI menghimbau kepada masyarakat nasional dan internasional untuk mengutuk tindakan keji ini," tambahnya.

PMI juga meminta kepada TNI/POLRI yang ada di Papua agar menertibkan penggunaan lambang, karena diduga ada ke­mungkinan model mobil yang sama dan lambang yang sama atau mirip membuat kelompok sipil bersenjata mungkin salah sasaran, tetapi apapun dan siapapun yang berada di mobil ambulance harusnya dilindungi.

"Kami harus melaporkan kasus ini ke kantor Palang Merah Internasional di Jenewa, Swiss, kami juga akan berkoordinasi langsung dengan jajaran peme­rintah pusat, Menko Polhukam maupun Panglima TNI dan Ka­polri agar jangan sampai terjadi hal-hal seperti ini lagi," terangnya.

Sementara itu Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie menyatakan, Mabes Polri telah menerjunkan tim khusus untuk mengungkap ka­sus penembakan relawan PMI cabang Papua di Puncak Jaya, Papua. "Kasus ini akan kami usut tuntas dengan menerjun­kan tim khusus yang akan memback up Polda Papua melakukan upaya pengungkap­an kasus tersebut," katanya di Jakarta, Minggu (4/8). (OSP), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (07 Agustus 2013/Rabu, Hal. 11)