Senin, 05 Agustus 2013

Ledakan TNT Menandai Dimulainya Masa Orientasi Capratar




Magelang,   Diawali suara ledakan, suara sirene dan teriakan pelatih yang terdengar sangat keras di pengeras suara menandai dimulainya masa orientasi terhadap 453 orang calon Prajurit Taruna (Capratar) Akademi TNI. Hiruk pikuk dan kegaduhan serta kebingungan para calon Prajurit Taruna karena tidak menyang­ka akan adanya suara-suara yang keras dan bising terlihat jelas di lapangan Sapta Marga, Akmil Magelang.

Kegiatan Masa orientasi merupakan suatu bagian dari pembinaan dan pelatihan awal yang harus diberikan kepada setiap calon Pra­jurit Taruna pada awal pendidikan keprajuri­tan. Kegiatan ini diberikan bertujuan untuk membentuk dan menyiapkan fisik dan men­tal sebelum menusuki pendidikan militer yang sesungguhnya, secara bertahap bertingkat dan berlanjut.

Setelah terjadinya hiruk pikuk tersebut para calon Prajurit Taruna diarahkan untuk menuju Puncak Tidar yang merupakan Tradisi Wajib" yang terus dipelihara hingga kini. Puncak Tidar merupakan sebuah bukit berbatu (menurut cerita Jawa, Bukit Tidar merupakan "Pakunya Pulau Jawa") dimana Barak Resimen Chandradimuka berada persis di kaki Bukit Tidar, se­hingga Resimen Chandradimuka seperti cerita dalam pewayangan adalah "Kawah Chandra­dimuka" yang menggembleng para calon Pra­jurit Taruna untuk menjadi Taruna Akademi TNI yang tanggap, tanggon dan trengginas den­gan kemampuan intelektualitas yang tinggi, di­siapkan guna menjadi calon Perwira TNI yang handal dan professional di bidangnya.

Dari puncak Tidar, para calon Prajurit Taru­na kemudian melaksanakan lintas medan den­gan berlari dan sesekali berjalan menuju dae­rah Gending, dimana di daerah tersebut ter­dapat "Mata Air Gending" yang konon berjum­lah seribu. Mata air tersebut menurut cerita rakyat setempat berasal dari Gunung Merapi dan oleh masyarakat sekitar air dari mata air tersebut dianggap "Keramat". Di tempat terse­but diadakan suatu upacara adat yang diakh­iri dengan penyiraman air dari mata air Gen­ding kepada seluruh para calon Prajurit Taru­na. Hal ini sebagai makna para calon Prajurit Taruna dibersihkan segala pikiran jahat dan hawa napsu yang tidak baik.
Kegiatan kemudian berlanjut dengan berja­lan beriringan menuju desa Pirian yang berjarak kurang lebih 4 km. di desa tersebut paracalon Prajurit Taruna melaksanakan "Karya Bhakti" pembersihan dilingkungan desa Pirian. (ay), Sumber Koran: Pelita (05 Agustus 2013/Senin, Hal. 13)