Rabu, 14 Agustus 2013

Leopard TNI AD Pertajam Rivalitas Militer ASEAN




Rencana kedatangan tank kelas berat (MBT) Leopard 2A4 sebanyak 100 unit untuk TNI AD, Oktober depan, menandai makin sengitnya rivalitas persenjataan antara negara-negara ASEAN. Modernisasi peralatan militer kian terasa riuh rendahnya. Mereka berlomba membeli atau membangun industri persenjataan untuk memerkuat pertahanan masing-masing.

Suasana rivalitas makin kentara khususnya untuk negara yang se­cara geografis bertetangga. Apala­gi bila masalah perbatasan belum sepenuhnya jelas, potensi konflik ibarat api dalam sekam. Indonesia dan Malaysia tidak lepas dari rival­itas tersebut. Sejak lepasnya Pu­lau Sipadan dan Ligitan lepas dari tangan Indonesia kepada Malay­sia, keduanya pernah terlibat kon­flik bersenjata seperti di perairan Ambalat.

Tak hanya di laut, di darat, per­batasan sepanjang ratusan kilome­ter itu sudah terbukti kerap me­micu ketegangan. Dalam konteks konflik perbatasan di darat, peran­an kendaraan tempur seperti tank amat penting dalam menguatkan militer penjaga perbatasan.

Tank buatan Malaysia bekerja sama dengan Polandia memperkuat Angkatan Darat Malaysia. Malay­sia mengimbangi langkah Singapu­ra melengkapi armada MBT dengan tank kelas berat pada tahun 2007. Anggaran senilai US$370 juta di­siapkan untuk memesan tank ke­pada Bumar Labedy Polandia. Ang­garan itu untuk belanja 48 unit PT-91M dan 15 unit kendaraan pendukung.

Pengiriman batch terakhir tank PT-91M selesai pada 2009. Tank PT-91M pada mulanya merupak­an pengembangan dari tank T-72M produksi Polandia, lisensi dari eks-Uni Soviet. Tank PT-91M berbob­ot tempur 48,5 ton dengan senjata utama meriam 2A46MS kaliber 125 mm, turet memuat 40 butir munisi meriam, kecepatan tembak seban­yak 8-10 tembakan per menit.

Senjata tambahan berupa sena­pan mesin sedang FN MAG 7,62 mm yang koaksial dengan meri­am dan senapan mesin berat anti-pesawat FN M2 HB 12,7mm. Berdapur pacu diesel PZL-Wola S-1000R berdaya 1000 HP, sanggup memacu tank maksimum 60 km/ jam. Turet dan badan tank dilapisi ERA Erawa untuk menambah perlindungan tank terhadap serangan proyektil HEAT dan misil.

Tank yang dijuluki "pendekar" ini memakai sistem kendali tembakan SAGEM Savan-15, alat bantu peng­lihatan panoramik optronik SA­GEM V1GY 15, sistem navigasi giro-inersia laser SIGMA-30, sistem stablisasi turet E AD S EPS72, sistem peringatan laser PCO SSP-1 Obra-3, peluncur granat 81 mm ZM Dezamet 902A. Tank PT-91 M Pendekar melengkapi pasukan elit AB Malaysia Korps Lapis Baja Re­simen Ke-11.

Di Singapura, tergolong nega­ra pertama di Asia Tenggara yang memiliki MBT sejak 1975 berupa tank bekas Centurion Mk3 dan Centurion Mk7 yang dibeli dari India dan dari Israel pada 1993-1994, total sekitar 100 unit. Semua tank Centurion di-upgrade dengan bantuan teknologi Israel. Tank Centurion merupakan MBT buatan Inggris den­gan masa produksi dan periode ak­tif yang san­gat panjang mu­lai dari pasca Per­ang Dunia II hingga sekarang.

Berbobot 52 ton dan diawaki empat personel, semua Centurion telah di-upgrade senjata utamanya ke meriam Roy­al Ordnance L7 kaliber 105 mm. Dengan bantuan Israel, Centurion Singapura dimodif dengan mesin dan transmisi baru. Mesin dari Roli Royce Comet diganti dengan me­sin diesel Continental AVDS-1790-2A dan transmisi Allison CD850-6. Modifikasi juga melingkupi stabilizer meriam, sistem kontrol tem­bakan, senapan mesin berat anti-pesawat kaliber 12,7 mm, sistem komunikasi, dan pemasangan bata pelindung aktif ERA Blazer.

Akhir 2006, Singapura menam­bah kekuatan MBT dengan mem­beli tank Leopard 2A4 bekas dari stok militer Jerman sebanyak 96 unit. Di Singapura tank di-upgrade dengan penambahan zirah (armour) komposit AMAP buatan IBD Deisenroth Engineering Jerman. Leopard 2 adalah MBT andalan Jerman produksi Kraus-Maffei Wegman (KMW) di Muenchen selama dekade 1980-an.

Berbobot tempur 55,15 ton un­tuk tipe Leopard 2A4, diawaki em­pat personel, senjata utama me­riam Rheinmetall L55 kaliber 120 mm berdaya tembak efektif 4-5 km dengan munisi APFSDS mau­pun HEAT-Frag namun bisa men­embakkan juga rudal anti-tank LA­HAT berdaya jangkau lebih dari 6 km. Senjata tambahan senapan mesin MG3A1 kal. 7,62 mm, ber­mesin diesel MTU 12 silinder MB 873- Ka 501 dengan 2 turbo-char ger berdaya 1500 HP.

Mesin diesel berdaya besar terse­but mampu menggerakkan Leop­ard 2 maksimum 68 km/jam men­jadikan tank ini sebagai salah satu tank berat bermesin diesel tercepat, hampir menyamai tank M1A2 Abrams yang bermesin turbin gas berdaya sama. Varian 2A4 mendapat perbaikan pada sistem pemadam api otomatis, sistem ken­dali tembakan digital, dan perkua­tan zirah pada turet. Sistem kend­ali Leopard 2 sangat andal sebagai MBT modern generasi ketiga, me­miliki alat bantu penglihatan siang dan malam baik lensa maupun kamera, pencitraan thermal, dan pen­gukur jarak laser.

Indonesia memang tidak sedang berperang melawan Malaysia dan Singapura, akan_tetapi perimban­gan kekuatan militer merupakan keunggulan suatu negara terhadap negara lainnya. Oleh karena pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) mutlak menjadi per­syaratan untuk men­jadi negara ung­gul di kawasan Asia Tenggara. (han/cakidur.word-press.com/ 3— berbagai sumber), Sumber Koran: Pelita (14 Agustus 2013/Rabu, Hal. 20)