Selasa, 06 Agustus 2013

OPM Bantah Tembak Ambulans



Senin, 05 Agustus 2013 | 22:06     


Jayapura - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)- Organisasi Papua Merdeka (OPM) menilai bahwa insiden penembakan terhadap tenaga medis di Puncak Jaya, Papua Barat, adalah skenario atau trik oleh TNI-Polri untuk memojokan TPN-OPM sebagai kriminal.

Ini dikatakan Kepala Staf Umum TPNPB- OPM Teryanus Satto dalam siaran pers yang diterima SP, Senin (5/8) malam, pukul 18.40 WIT

Kata dia, hal ini dilihat dari kronologis peristiwa penembakan itu sendiri, dimana penembakan ini telah terjadi 100 meter dari Pos TNI-Polri. Dan hal yang lain adalah awalnya tenaga medis ini di undang oleh TNI-Polri sendiri, untuk menjemput pasien di Tingginabut.

Dari keterangan-keterangan yang telah dicetak oleh media-media lokal di Papua dan Media Nasional menunjukan bahwa penembakan terhadap tenaga Medis dari PMI ini adalah skenario oleh oleh TNI/Polri sendiri, dengan dalih bahwa pelakunya adalah kelompok sipil bersenjata, di Puncak Jaya.

Kata dia, permainan seperti ini lazim digunakan oleh TNI-Polri di Papua dari sejak tanggal 1 Mei 1963, dimana Papua diintegrasikan ke dalam NKRI hingga kini.

"Oleh karena itu, TPN-OPM menilai bahwa penembakan ini adalah unsur sabotase oleh aparat keamanan Indonesia demi melegitimasi operasi militer di Puncak Jaya dan juga guna memantapkan peningkatan dana operasional TNI-Polri,"ujarnya.

Dikatakan, hal ini adalah konspirasi murni oleh TNI-Polri, dimana membangun kesan negatif terhadap TPN-OPM, yang berhubungan dengan rencana kedatangan negara-negara anggota Melanesia Spearhead Group (MSG) pada bulan Agustus 2013 ini.

"Anggota MSG merencanakan untuk mengunjungi Papua Barat, guna bertatap muka dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh Papua Merdeka. Negara-negara Anggota MSG ingin maengetahui langsung, isu pelanggaran HAM di Papua Barat dan keinginan orang Melanesia di Papua Barat untuk merdeka Penuh, Itu sebabnya, TNI-Polri berkonspirasi dengan menembak mobil ambulans,"ujarnya

Dengan dasar ini, maka TPN-OPM mengeluarkan pernyataan resmi bahwa pelaku penembakan terhadap tenaga medis di Puncak Jaya adalah TNI-Polri. Oleh karena itu, pihak aparat penegak hukum harus memberikan pembuktian dari fakta hukumnya. Artinya, bahwa siapa pelaku yang sebenarnya.

Kata dia, karena pada prinsipnya peristiwa penembakan ini hanya 100 meter dari Pos TNI, maka hal ini sangat tidak masuk akal, apabila TNI-Polri menuduh TPN-OPM.

Yang biasa menembak masyarakat sipil adalah TNI-Polri. Hal ini terbukti dimana-mana, di seluruh tanah Papua Barat.

Oleh karena itu, TNI-Polri segera bertanggungjawab atas insiden penembakan di Puncak Jaya pada hari Rabu tanggal 31 Juli 2013 lalu. Sumber : www.beritasatu.com