Jumat, 16 Agustus 2013

Peringatan Perdamaian Aceh tanpa 'Bulan-Bintang'



BANDA ACEH — Peringatan delapan tahun perdamaian Aceh kemarin berlangsung damai. Puncak peringat­an dilakukan dengan doa bersama di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, seusai salat asar. Doa ber­sama diikuti oleh pejabat, pegawai pemerintahan Aceh, serta masyarakat. "Semuanya sesuai dengan rencana," kata    Kepala    Hubungan Masyarakat Pemerintah Aceh, Nurdin F. Joes, kema­rin.

Dari   pantauan   Tempo di Banda Aceh, tidak ada pengibaran bendera bulan-bintang yang masih berpo­lemik dengan pemerintah pusat itu. Kekhawatiran akan adanya konvoi massa berbendera Gerakan Aceh Merdeka juga tidak terlihat. "Saya tidak melihat satu pun bendera bulan-bintang di Banda Aceh. Kondisi juga tidak ramai dan mencekam," kata Yusri, seorang pedagang di Banda Aceh.

Justru bendera Merah Putih yang berkibar di sepanjang jalan setelah Komando Daerah Militer Iskandar Muda memasang dan membagikan ratusan ribu bendera di seluruh Aceh sejak dua hari lalu. "Untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan Indonesia," kata Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda, Kolonel Subagio Arianto, kemarin.

Hal serupa terjadi di Lhokseumawe. Tak ada pengibaran bendera bulan-bintang. Sejumlah penjuru kota dan kampung dipenuhi oleh bendera merah putih.

Sebelumnya, hingga 4 Agustus 2013, bendera bulan-bintang sempat dina­ikkan di sejumlah tempat, di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireun, dan Aceh Timur. "Setelah bendera bulan-bintang diturunkan, semua warga menaikkan bendera Merah Putih, karena menyambut 17-an," ujar Khalil, warga Lhokseumawe. (ADI WARSIDI & IMRAN MA), Sumber: Koran Tempo (16 Agustus 2013/Jumat, Hal. 08)