Kamis, 22 Agustus 2013

"Saya, Jenderal TNI Moeldoko Siap Memimpin TNI"



Rabu, 21 Agustus 2013, 09:28


JAKARTA, KOMPAS.com — Jenderal TNI Moeldoko memenuhi undangan uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI yang dilayangkan Komisi I DPR, Rabu (21/8/2013). Ia menyatakan kesiapannya memimpin TNI.

"Sikap saya sangat jelas, tegas, dan tidak kenal kompromi dalam menjaga kedaulatan NKRI. Saya Jenderal TNI Moeldoko siap memimpin TNI," kata Moeldoko, yang disambut tepuk riuh anggota Komisi I DPR.

Tepuk tangan berulang kali kembali diterimanya saat memaparkan visi dan misinya sehingga membuat riuh suasana ruang rapat.

Uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI diawali dengan paparan Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq yang menjadi pimpinan rapat. Ia menegaskan bahwa agenda rapat hari ini digelar setelah Komisi I menjamin bahwa syarat administrasi Moeldoko telah lengkap. Di antaranya laporan hasil kekayaan, laporan kesehatan, daftar riwayat hidup, dan catatan dari Komnas HAM.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan, berdasarkan pertemuan dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komnas HAM, dipastikan bahwa Moeldoko bersih dari berbagai catatan masalah korupsi maupun pelanggaran HAM.

"Komnas HAM tidak pernah dapat laporan dari masyarakat terkait Moeldoko. Dan Pimpinan KPK juga menyatakan demikian," kata TB Hasanuddin.

Moeldoko, yang kini menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat, berjanji akan mengistimewakan Komisi I DPR.

"Komisi I DPR bukan sekadar mitra kerja, tetapi sebagai keluarga besar TNI," kata Moeldoko, dan langsung mengundang tepuk tangan dari Anggota Komisi I.

Menurutnya, saat ini ada bahaya-bahaya baru yang membahayakan tidak hanya keamanan nasional, tetapi juga keamanan internasional. Oleh karena itu, ia bertekad merevitalisasi ketahanan TNI untuk menekan pergerakan aksi terorisme.

Moeldoko mengatakan, TNI harus siap sedia setiap saat. Bukan hanya untuk menghadapi perang simetrik, tetapi juga perang asimetrik yang tak beraturan. Menurutnya, hal itu sesuai dengan visi dan misi TNI sebagai komponen utama pertahanan negara yang tangguh. Untuk mewujudkannya, Moeldoko melanjutkan, ia memaparkan gagasan strategis yang akan digulirkannya bila kelak memimpin TNI, yaitu inovasi, profesionalisme, dan keutuhan NKRI. Lagi-lagi, tepuk tangan riuh terdengar dari dalam ruang rapat.

Moeldoko juga menyoroti peningkatan disiplin dan kesejahteraan prajurit, penegakan hukum dan HAM, serta penyelesaian perangkat lunak TNI. Baginya, hal itu dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan semua pihak yang bersinergi.

Ia memaparkan data mengenai kecilnya rasio personel TNI dihadapkan dengan pelaksanaan area tugas. Rasio TNI hanya 1:5,79 kilometer persegi, sedangkan Malaysia 1:4,12 kilometer , Thailand 1:2,71 kilometer persegi, dan Singapura 1:0,01 kilometer persegi.

Sementara itu, untuk rasio prajurit TNI dalam menjaga keselamatan jiwa, rasionya adalah 1:722 orang, Malaysia 1:310 orang, Thailand 1:342 orang, dan Singapura 1:91 orang.

Untuk mengembangkan rasio, Moeldoko akan meningkatkan SDM dan perkembangan alutsista.