Selasa, 06 Agustus 2013

Walikota Ambon Bantah Tutup Mata Terhadap Korban Banjir



Senin, 5 Agustus 2013 | 10:12


[AMBON] Walikota Ambon Richard Louhenapessy membantah jika pemerintah kota (pemkot) dinilai menutup mata terhadap korban banjir di daerah Ponegoro Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.

“Kami tidak pernah menutup mata terhadap bencana banjir yang terjadi di lima kecamatan di kota Ambon,” kata Walikota Ambon, saat meninjau kawasan banjir Diponegoro Sabtu (3/8).

Ia mengaku, seluruh aparat pemkot, bersama TNI Polri sejak terjadinya bencana langsung turun melakukan upaya pembersihan dan pemberian bantuan tanggap darurat. Dirinya berharap masyarakat korban banjir bersabar 
dan bekerja sama dengan pemerintah membersihkan lingkungan.

Kerusakan fasilitas umum dan rumah warga paska bencana tahun 2012 saja hingga kini belum diperbaiki, karena anggaran dari pusat belum dikucurkan, telah menyusul lagi bencana yang sama di tahun 2013 ini. 

Sedangkan APBD Pemkot Ambon dan provinsi Maluku terbatas untuk melakukan proses rehabilitasi. Sementara itu warga pengungsi banjir yang berdomisili di Kelurahan Urimesing mengeluh, karena pemkot lebih memperhatikan lokasi lain disbanding wilayah mereka.

“Bencana banjir yang melanda daerah kami sudah terjadi sejak tahun 2012 lalu. Sekarang banjir susulan di tahun 2013, masih saja pemkot tidak memperhatikan kami. Tidak pernaha ada upaya penanganan apapun, kami sudah lakukan aksi demo baru Walikota Ambon dan jajarannya mau turun ke kawasan kami,” ucap seorang warga Diponegoro Hengky Pesiwarisa kepada SP di Ambon, Senin (5/8).

Kalau dirinya dan beberapa warga pengungsi tidak lakukan aksi demo, pemkot tidak akan datang ke lokasi pemukiman mereka. Ia menambahkan, pemkot Ambon diharapkan bisa memperhatikan keresahan warga dan secepatnya merehabilitasi sejumlah talud yang sudah patah.

Sementara itu  Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Eko Wiratmoko memerintahkan personil TNI untuk membantu warga melakukan pembersihan material banjir yang memenuhi sejumlah kawasan akibat banjir dasyat yang melanda Kota Ambon, 30 Juli lalu.

"Saya sudah perintahkan seluruh personil TNI untuk optimal membantu warga di berbagai kawasan membersihkan material bebatuan, endapan lumpur dan tanah yang memenuhi rumah dan kawasan pemukiman warga," kata Pangdam Mayjen Eko Wiratmoko, di Ambon, Sabtu (3/8).

Menurut dia, banjir tahun ini tergolong lebih parah dibanding peristiwa serupa pada 1 Agustus 2012.

"Banjir tahun ini lebih parah dibanding peristiwa bencana 1 Agustus 2012. Hampir semua pemukiman terendam banjir. Bahkan ada kawasan tertentu yang ketinggian airnya mencapai lebih dari dua meter," kata Pangdam.

Pembersihan material sampah dan lumpur pada sejumlah pemukiman warga tidak bisa diselesaikan dalam sehari, karena materialnya sangat banyak, di samping ketebalan endapan lumpur dan sampah bisa merata diatas 50 centimeter.

Selain bantuan personil untuk melakukan pembersihan, Kodam Pattimura juga menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada keluarga anggota maupun masyarakat yang menjadi korban banjir tersebut, diantaranya kepada 42 kepala keluarga (KK) warga Batu Gajah yang sedang mengungsi pada Baileo Slamet Riyadi, Korem 151 Binaya. Sumber : www.suarapembaruan.com