Kamis, 05 September 2013

Dulu Pakai Minyak, Kini GAS



Dulu Pakai Minyak, Kini GAS
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik meluncurkan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan dinas di markas besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Cilangkap, Jakarta.

"Harus ada gerakan bersama-sama, mengurangi penggunaan BBM baik premium dan solar menggunakan energi-energi lain di Tanah Air. Saya menyambut gembira TNI sudah melakukannya hari ini. Kalau TNI sudah melakukannya yang lain semestinya juga bergerak (mengikuti)," kata Jero Wacik di Jakarta, Senin (2/9).

Menurutnya pemanfaatan gas untuk bahan bakar akan dirasakan manfaatnya untuk rakyat, karena harganya lebih murah dan dampak polusi yang ditimbulkan sedikit.

"Inilah mengapa pemerintah melakukan gerakan massif ke arah perubahan penggunaan energi," kata dia.

Panglima TNI Agus Su¬hartono yang mendampingi menteri ESDM mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM untuk mengalihkan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas merupakan satu hal yang perlu diapresiasi.

"Kami menyadari bahwa Indonesia saat ini merupakan net importir untuk BBM. Oleh karena itu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengalihkan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas merupakan satu langkah yang perlu kita dukung pelaksanaannya," kata Agus Suhartono.

Menurutnya, apa yang dilakukan instansinya yang juga pengguna kendaraan bermotor dapat berkontribusi pada upaya penghematan BBM baik premium dan solar yang harus diimpor dan disubsidi pemerintah dalam jumlah yang besar.

"Mungkin kecil tapi mudah-mudahan langkah kecil ini dapat berdampak besar bagi kondisi Indonesia ini. Apa yang telah diberikan ini akan terus kita kembangkan dan kita dukung sehingga pelaksanaan secara nasional bisa kita lakukan secara bersama-sama," kata Agus Suhartono.

Ia meminta kepada kepada Menteri ESDM agar disediakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) mobil disediakan sebelum adanya SPBG di Cilangkap. Hal itu diha¬rapkan dapat mengoptimalkan penggunaan BBG.
Ia menjelaskan penerapan kebijakan penggunaan BBG pada kendaraan dinas TNI, tahap awal akan diterapkan di Jakarta dan Surabaya. Karena dua kota ini dinilai sebagai pengguna kendaraan bermotor di lingkungan TNI yang terbesar. Setelah berhasil diterapkan pada dua kota ini, kebijakan serupa akan dilaksanakan pada kota lain di Indonesia.

Lima Ribu Unit
Lebih jauh Panglima TNI mengatakan seluruh ken¬daraan dinas milik TNI diharapkan beralih dari penggunaan BBM ke BBG.

"Konversi BBM ke BBG tergantung dari Kementerian ESDM berapa banyak yang akan dibantu. Namun kita targetkan seluruh kendaraan dinas TNI dapat beralih," katanya.

Selama ini, kata dia, kendaraan dinas milik TNI diwajibkan menggunakan BBM jenis pertamax, namun ke depan semua kendaraan beralih. Jumlah kendaraan yang akan dikonversi sebanyak lima ribu unit.

"Itu hanya untuk kendaraan umum biasa, sementara untuk kendaraan tempur belum bisa dilakukan. Kita pernah menggunakan bahan bakar biofuel untuk kendaraan tempur. Ini pun berhasil dilakukan di tank. Dan akan kita kembangkan terus, sehingga bisa mengurangi penggunaan BBM," katanya.

Guna mendukung konversi BBM ke BBG, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM telah menyiapkan 4.000 Konverter Kit gratis bagi kendaraan dinas, salah satunya pada kendaraan operasional TNI.

Konverter Kit merupakan sebuah alat penambahan untuk kendaraan, yang biasa¬nya menggunakan BBM, beralih dengan menggunakan Liquid Gas Vehicle (LGV).

Kendaraan yang dipasang Konverter Kit akan mempu¬nyai sistem bahan bakar ganda yaitu Premium/Perta¬max dan LGV yang sering disebut dengan istilah Bi-Fuel. Dengan pemasangan Konverter Kit ini maka beber¬apa kendaraan operasional TNI telah menggunakan LGV.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam memberlakukan pembatasan penggunaan BBM dan juga sebagai salah satu upaya yang dilakukan TNI untuk mendukung serta menyukseskan program pemerintah yaitu menuju Indonesia hijau (Go Green).

Perpindahan penggunaan BBM ke LGV ini dilakukan pe¬merintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional baik jangka pendek mau¬pun jangka panjang. Ada pun tujuan program konversi ini yaitu mengurangi subsidi BBM sehingga mengurangi be¬ban fiskal, mengurangi beban biaya bahan bakar pemilik kendaraan dan mengendalikan lingkungan dari polusi udara.

"Hal ini mengingat sumber daya minyak semakin menipis dan sumber daya gas masih relatif lebih besar sehingga mendorong untuk dilakukan diversifikasi energi. Pemanfaatan gas untuk trans¬portasi, pemerintah juga akan melakukan langkah-langkah untuk ketersediaan gas dan infrastrukturnya," kata Men¬teri ESDM Jero Wacik.

Peluncuran atau launching ini dilakukan bersama antara Menteri ESDM Jero Wacik dengan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya serta Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto, sekaligus memasang stiker bertuliskan "Go Green" dilanjutkan dengan peninjauan pemasangan Konverter Kit gas pada 20 kendaraan Paspampres TNI dalam rangka mendukung kegiatan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada bulan Oktober 2013 di Bali mendatang. (Musdalifah Fachri/ Nus/Ant), Sumber Koran: Jurnal Nasional (05 September 2013/Kamis, Hal. 20)