Senin, 07 Oktober 2013

Mesin Diganti Diesel, Panser Tua TNI Dipajang Di Monas_Pernah Dipakai Soeharto Dalam Peristiwa G 30 S



Dua bocah kakak adik itu berpose di atas panser Ferret bernomor 5652-01.Sang kakak memegangi adiknya agar tak jatuh. Dua meter dari situ, ayah kedua bocah mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel.

PANSER yang memperkuat Korps Cadangan Strategis Ang­katan Darat (Kostrad) ini turut di­sertakan dalam pameran alutsista di Monas.Pameran ini untuk me­meriahkan HUT TNI yang ke-68.

Kendaraan ini untuk dirancang untuk misi intai, pengawalan dan pemandu tempur tanpa kemam­puan amfibi.Diproduksi di pab­rik Alvis Inggris tahun 1960-an, panser ini sudah memperkuat TNI lebih dari setengah abad.

Hingga kini, panser Ferret ma­sih digunakan Kompi Intai Ka­valeri Kostrad. "Ini pernah dipa­kai Pak Harto saat peristiwa G30S tahun 1965," ungkap pen­jaga di stan Kostrad.

Walaupun usianya sudah la­was, panser yang dipersenjatai dengan senapan kaliber 7,62milimeter (mm) ini cukup ter­awat. Cat loreng yang menutupi body kendaraan berbobot 3,7 ton ini tampak kinclong.

Kabarnya, TNI AD masih me­miliki 55 unit panser Ferret tipe MK1/2.Awalnya panser ini menggunakan mesin Rolls Royce B60 6 silinder dengan bahan ba­kar bensin.Mesin itu telah diganti dengan diesel.

Alutsista tua lainnya yang di­pamerkan yakni tank AMX-13 buatan Perancis tahun 1958. Ter­masuk jenis tank ringan, AMX-13 sudah digunakan Korps Kavaleri TNI AD selama puluhan tahun.

TNI AD juga memiliki 275 unit AMX-13 versi kanon.Tank ini juga memiliki versi angkut personel, versi artileri, jembatan dan anti serangan udara.

Pada 1980 Indonesia membeli 130 unit AMX-13 dengan me­riam caliber 105 mm bekas Be­landa.Beberapa tahun kemudian, kembali membeli dari Belanda, 50 unit versi self-propelled gun.

Tank AMX-13 bernomor 5605-01 yang dipamerkan di Monas tampak terawat. Sama seperti panser Ferret, tank ini juga sudah diretrofit dan ditingkatkan (upgrade).Mesin yang semula berba­han bakar bensin diganti dengan diesel.Sehingga jarak tempuhnya bisa lebih jauh dan lebih hemat BBM.

Suspensi tank ini juga telah diganti sehingga lebih nyaman digunakan di berbagai medan. Begitu juga kanon yang menjadi senjata utama sudah diganti lebih modern.

Tank tua lainnya yang dipamer­kan yakni Scorpion.Tank ini bua­tan tahun 1970-an. Kondisinya juga terawat.

Rakyat Merdeka tak menemu­kan tank jenis Leopard yang kini memperkuat TNI AD."Tank leopard belum digeser ke lokasi sini. Belum ada," ujar penjaga stan.

Dua unit tank buatan Jerman itu sudah dikirim pada akhir ta­hun. Rencananya, Indonesia akan membeli 100 tank berat (main battle tank) dan 50 panser.

Alutsista tua yang juga dipa­merkan di sini adalah meriam ge­rak jenis MK-61 yang dibuat Perancis tahun 1958.Kemudian meriam M-48 kaliber 76 mm buatan Yugoslavia tahun 1960-an. Kedua meriam tampak tera­wat. "Ini masih bagus," kata pen­jaga stan tadi.

Bertepatan dengan hari libur, kemarin pengunjung pameran alutsista di Monas tampak ramai. Di lokasi pameran berdiri berbagai stan dari berbagai kesa­tuan TNI. Mereka pun me­nampilkan peralatan tempur yang dimilikinya.

Stan dijaga anggota TNI berseragam.Mereka dengan senang hati memberikan penjelasan ke­pada pengunjung jika memang ditanyai terkait senjata atau pun kendaraan yang dipamerkan.

Tidak hanya itu, pengunjung juga bebas mengambil gambar, berpose di depan tank, panser, motor prajurit, tenda. Bahkan, pe­tugas juga bersedia berfoto bareng pengunjung.

"Sebagai hiburan dan juga mengenalkan TNI kita. Lagi pula gratis kok," ujar seorang ibu yang membawa anaknya hendak ber­foto dengan seorang anggota TNI berpakaian lengkap di depan tank. Pengunjung pameran juga bisa naik tank keliling Monas.Tentunya, semuanya gratis.(JON), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (07 Oktober 2013/Senin, Hal. 05)