Rabu, 30 Oktober 2013

BERITA TANGGAL 30 OKTOBER 2013/RABU

  1. Hari Ini TMMD di Desa Banjarsari Ditutup
  2. Peralatan Kontingen Garuda di Kongo Diperiksa Tim ...
  3. Legislator pertanyakan pembelian program mata-mata...
  4. Dendam Lama Berkobar, Warga Bentrok, TNI-Polri Sia...
  5. Panglima TNI Tanam Jagung Dan Kedelai
  6. TNI Waspadai Serangan Mendadak

Hari Ini TMMD di Desa Banjarsari Ditutup



29 Oktober 2013 | 09:18 wib

PURBALINGGA, suaramerdeka.com - Hari ini pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II di Desa Banjarsari, Kecamatan Bobotsari, ditutup. Penutupan dilakukan oleh Danrem 071/Wk Kolonel Kav Nugroho Tjendakiarto.

Perwira Proyek pada TMMD Kapten Arh Untung Budiono mengatakan, kegiatan dilaksanakan sejak 9-29 Oktober. Sasaran fisik yang ingin dicapai adalah pengerasan jalan atau rabat beton, pembuatan gorong-gorong, pembangunan talud.

''Kemudian juga rehab 15 rumah tidak layak huni. Sedangkan sasaran nonfisik adalah penyuluhan. Di antaranya bidang mental ideologi, kesadaran berbangsa dan bernegara, kamtibmas, kesejahteraan masyarakat, dan bidang pertanian,'' katanya.

Dandim 0702 Letkol Inf A Sinaga mengatakan, ada banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini. Antara lain membuka jalan alternatif, memperlancar arus lalu lintas, meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan peran aktif masyarakat.

Peralatan Kontingen Garuda di Kongo Diperiksa Tim COE MONUSCO


Selasa, 29 Oktober 2013 09:33:48 WIB

KONGO (Pos Kota) – Peralatan dan perlengkapan Kontingen Garuda (Konga) XX-J/ MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) / Satgas Kizi TNI diperiksa oleh Tim COE (Contingent Owned Equipment) MONUSCO, bertempat di Bumi Nusantara Camp, Dungu, Kongo, Senin (28/10/2013).

Kedatangan 4 personel Tim COE Monusco yang dipimpin Mr. Bikas Sen dari Nepal, diterima langsung oleh Wakil Komandan Konga XX-J/Monusco, Mayor Czi Ilham yang  didampingi Perwira Seksi Logistik Kapten Czi Hanif Tupen selaku koordinator dalam kegiatan pemeriksaan ini beserta seluruh Perwira Staf.

Kegiatan triwulanan ini digelar dengan tujuan untuk memeriksa kesiapan operasional peralatan dan perlengkapan Kontingen Garuda XX-J setelah digunakan dalam kurun waktu dari bulan Agustus sampai dengan Oktober.

Ini adalah kali keempatnya, Satgas Kizi TNI menerima inspeksi atau bisa dikatakan untuk terakhir kalinya, dikarenakan misi perdamaian PBB untuk Kontingen Garuda XX-J/Monusco akan berakhir di penghujung tahun ini. Sebelumnya, Tim COE menginspeksi peralatan dan perlengkapan satgas pada bulan Agustus yang lalu.

Rangkaian inspeksi diawali dengan paparan singkat Perwira Seksi Logistik Kapten Czi Hanif Tupen tentang kondisi peralatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh Satgas Kizi TNI, dilanjutkan dengan pemeriksaan alat perlengkapan yang berada di Bumi Nusantara Camp maupun di beberapa lokasi pekerjaan seperti lokasi rehabilitasi jalan Dungu-Ngilima dan perbaikan jembatan Moke. Obyek yang diinspeksi meliputi pemeriksaan perlengkapan perorangan (self-sustainment) dan beberapa alat utama Satgas (major equipment).

Bertepatan dengan kegiatan tersebut, Kontingen Garuda XX-J/Monusco baru menerima beberapa jenis peralatan baru yang datang dari Indonesia, diantaranya, prime mover, dozer, backhoe loader, automobile ford ranger 4×4 dan generator set. Hal ini mendapat tanggapan yang positif dari tim pemeriksa. Dihadapkan dengan pekerjaan yang semakin padat, alat yang baru ini diharapkan mampu membantu pekerjaan yang dihadapi oleh Satgas Kizi TNI.

Hasil penilaian disampaikan Tim COE pada saat briefing seusai pelaksanaan inspeksi, bahwa peralatan dan perlengkapan yang dimiliki Kontingen Garuda XX-J mendapatkan kategori lulus sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga siang itu berjalan dengan lancar dan tertib.

Legislator pertanyakan pembelian program mata-mata oleh Kemenhan



Selasa, 29 Oktober 2013 11:32 WIB | 1305 Views

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI, Husnan Bey Fananie mempertanyakan pembelian program mata-mata intelijen FinFisher atau juga dikenal dengan nama FinSpy seharga 5,6 juta dollar AS dari Inggris oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

"Tentu kita akan pertanyakan pembelian program tersebut. Pada masa persidangan mendatang, Komisi I DPR RI akan mengagendakan rapat kerja dengan Kemenhan dan Panglima TNI beserta jajarannya, guna meminta penjelasan, sejauh mana FinFisher yang baru dibeli itu akan digunakan," kata Husnan, Jakarta, Senin.

Sebab, kata politisi PPP itu, ada kekhawatiran dari sejumlah pihak bahwa alat itu disalahgunakan. Apalagi jika itu terkait dengan pelaksaan pemilu 2014. "Komisi I DPR RI juga tidak ingin jika alat tersebut yang dibeli Kemenhan dari uang rakyat, akan dipergunakan memata-matai kegiatan rakyatnya sendiri," ujar dia.

Komisi I DPR RI sendiri, katanya, mendukung upaya-upaya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsita) pada TNI. Termasuk teknologi canggih yang diperlukan bagi institusi Badan Intelejen Negara (BIN) dalam rangka memperkuat ketahanan negara.

Karena realitanya memang banyak alutsista TNI perlu terus dimodernisasi, termasuk perangkat canggih yang mesti terus di perbarui pihak intelejen guna memperkuat sistem dan alat pertahanan negara,.

"Kalaupun nantinya ditemukan penyalahgunaan dan penyimpangan dari penggunaan alat tersebut, dengan sistem negara RI yang sudah demokrasi dan di era keterbukaan serta keterbukaan informasi, itu akan sangat mudah terdeteksi dan diketahui masyarakat," kata dia.

FinFisher itu merupakan program pemantau jarak jauh yang dikembangkan oleh Gamma International asal Inggris. Produk ini dipasarkan dan dijual secara eksklusive untuk penegak hukum dan badan intelijen suatu negara.

Diberitakan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Sisriadi mengatakan, program itu akan digunakan oleh Badan Intelijen Strategis (Bais), Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menurutnya, program tersebut bukanlah alat sadap, melainkan alat anti-sadap. Pengadaan peralatan intelijen itu digunakan agar proses pertukaran informasi antara Bais, TNI dan kantor-kantor Atase Pertahanan RI di seluruh dunia dapat berlangsung dengan aman.