Rabu, 27 November 2013

BERITA TANGGAL 27 NOVEMBER 2013/RABU

  1. TNI AD bangun asrama perwira di Pejambon
  2. Bentrok Prajurit Bukan Hanya karena Korsa
  3. Beli Tanah di Area GPIB Imanuel, TNI AD Bangun Mess PerwiraPada 2014
  4. Negosiasi dengan TNI, Warga Buka Blokade
  5. Pasca Pemblokiran,TNI Amankan Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau
  6. Ada Isu Ada Aksi Gabungan Pedagang Asongan, Stasiun JebresDijaga Ketat Polisi dan TNI
  7. Kodim Sukoharjo Terbaik se-Indonesia
  8. 7.000 Personel TNI Latihan Tempur
  9. Jelang Pemilu, TNI Jateng dan DIY Rapatkan Barisan
  10. Polisi Sosialisasi Operasi Zebra Kepada TNI
  11. Mesum di Hotel, Anggota Polisi dan TNI Diciduk Satpol PP
  12. Tentara Bersenjata Kawal Tersangka Korupsi ke Tahanan
  13. Pangdam Pattimura Janji Hukum Anggota Aniaya Warga
  14. Pos TNI di Maluku Tengah Dibakar Massa karena Serdadu AniayaWarga
  15. Unjuk Rasa KNPB di Papua, 11 Luka di Jayapura dan DibubarkanPaksa di Timika
  16. Panglima TNI Terima Penghargaan Militer Singapura
  17. Panglima Mutasi Jabatan 37 PATI
  18. Komisi III Apresiasi Langkah Kapolri
  19. Polwan Berjilbab, TNI Wanita Diharapkan Menyusul


TNI AD bangun asrama perwira di Pejambon

Rabu, 27 November 2013 03:00

Merdeka.com - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman membenarkan pembelian tanah di Kelurahan Pejambon Jakarta Pusat sebagai lahan asrama perwira TNI Angkatan Darat. Budiman mengatakan pembangunan diperkirakan pada awal 2014 nanti.

"Memang betul ada pembelian tanah gereja. Nilainya saya nggak hapal," kata Budiman di Gedung Lemhanas, Jakarta Pusat dalam acara syukuran anugerah pahlawan TB Simatupang oleh GKI dan PGI, Selasa (26/11).

Pengosongan lahan di Kelurahan Pejambon sebelumnya menuai protes dari penghuni yang tinggal di situ. Namun, menurut Budiman, tanah yang akan dibangun asrama itu adalah milik TNI AD dan sebagiannya milik Gereja GPIB Immanuel.

"Pembeliannya resmi oleh Angkatan Darat, karena tanah itu sebagian milik gereja sebagian milik perorangan ditinggali oleh asrama kita. Nanti itu akan dijadikan asrama para perwira sehingga gereja memberikan untuk dibeli," papar Budiman.

Lahan yang dibeli Angkatan Darat itu merupakan bagian dari cagar budaya. Budiman mengaku bagian cagar budaya adalah gereja saja selebihnya ditempati rumah penduduk.

"Bangunan cagar budayanya adalah bangunan utama gereja. Sedangkan rumah penduduk yang padat sekali dulunya asrama Batalion. Jadi sebetulnya kita duduki berpuluh-puluh tahun, daripada tidak jelas, kita berikan penggantian kepada pihak gereja," kata Budiman.

Budiman mengatakan pengosongan rumah penduduk berjalan lancar tanpa kendala. "Biasalah namanya orang, tetap kan itu anggota kita sendiri," ungkap Budiman.

Pembelian tanah oleh TNI AD itu mendapat reaksi penduduk yang bermukim di sana. Bahkan mereka sempat menggelar unjuk rasa beberapa kali. Hal itu terjadi kerena penduduk Pejambon belum ada kesepakatan dengan TNI AD terkait uang pengganti.



Bentrok Prajurit Bukan Hanya karena Korsa

Selasa, 26 November 2013 22:21 WIB

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Untuk meminimalisir peristiwa bentrokan antara anggota TNI dan personel Polri, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman, mengatakan akan menyempurnakan jiwa korsa prajurit TNI.

Budiman mengatakan jiwa korsa prajurit tetap harus ditanamkan dan dimiliki setiap prajurit dan terus ditingkatkan. Budiman pun mengajak publik memahami bentrok TNI dan Polri bukan hanya persoalan korsa semata-mata.
"Saya rasa kita harus melihatnya bukan dari kacamata itu. Kita harus melihat lebih arif lagi bahwa memang ada sedikit kita kalau mendidik seorang militer tentunya harus punya jiwa korsa yang kuat. Tapi jiwa korsa ini harus kita bimbing untuk pada tempat yang benar. Sesuai ketentuan. Kalau mereka sekarang tidak sesuai ketentuan, kita benahi lagi, kita senpurnakan," terang Budiman di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Terkait bentrok TNI dengan Brimob di Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, Budiman kembali menjelaskan peristiwa tersebut disebabkan salah paham. Budiman pun mengaku menyesalkan tindakan anak buahnya tersebut.

Jenderal dari Korps Zeni tersebut berjanji akan menindak anggotanya yang bersalah jika terbukti melanggar hukum militer atau pidana.

"Kepada mereka yang bermasalah kita kenakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Apabila dia melanggar hukum militer, dia kena hukum militer. Kalau hukum pidana, dia kena hukum pidana," tutur mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan itu.



Beli Tanah di Area GPIB Imanuel, TNI AD Bangun Mess Perwira Pada 2014

Selasa, 26 November 2013 23:21 WIB


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Budiman, membenarkan pihaknya telah membeli tanah di area milik Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Pejambon, Jakarta Pusat.

Rencananya, tanah tersebut akan digunakan untuk membangun mess untuk perwira TNI AD dan pembangunannya akan dimulai tahun 2014.

"Memang betul ada untuk kepentingan pembelian (tanah) gereja. (Pembelian) Resmi (TNI) Angkatan Darat karena tanah itu sebagian milik gereja sebagian milik perorangan ditinggali oleh asrama kita dan nanti itu akan dijadikan asrama para perwira sehingga gereja memberikan," ujar Budiman kepada wartawan di Lemabaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Budiman mengatakan tanah tersebut dulunya adalah asrama batalion TNI AD. Mengenai lahan yang dibeli merupakan bagian dari cagar budaya, Budiman mengaku hanya gereja tersebut yang merupakan benda cagar budaya.

"Yang cagar budaya adalah bangunan utama gereja tersebut. Itu rumah penduduk yang padat sekali yang dulu asrama batalion. Jadi sebetulnya kita duduki berpuluh-puluh tahun, daripada dalam situasi yang tidak jelas, kita berikan penggantian kepada gereja," terang Budiman.

Terkait pengosongan rumah warga, Budiman mengaku semua berjalan normal dan tidak menemui kendala.
Diberitakan, pembelian tanah oleh TNI AD tersebut mendapat reaksi keras dari warga yang bermukim di sana. Bahkan warga menggelar unjuk rasa beberapa kali.

Warga Pejambon tidak terima penggusuran tersebut karena belum ada kata sepakat antara warga dan  Batalyon Perhubungan Angkatan Darat (Yonhubad) mengenai uang kerohiman.



Negosiasi dengan TNI, Warga Buka Blokade

Selasa, 26 November 2013 | 17:04 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Blokade jalan yang dilakukan ratusan warga Desa Taba Padang, Simpang Beliti, Kepala Curup, Cahaya Negeri Tanjung Aur, Belitar, dan Pelalo di Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, akhirnya dibuka oleh tentara.

"Blokade jalan telah dibuka sekitar pukul 14.00 WIB tadi setelah adanya negosiasi warga dengan TNI, dan pemerintah. Aksi warga dimulia pukul 06.00 WIB," kata salah seorang tokoh masyarakat setempat Fauzi, Selasa (26/11/2013).

Dalam negosiasi tersebut diambil kesepakatan, di antaranya warga bersedia membuka blokade. Selanjutnya, perwakilan warga dan pemerintah akan bertemu di Kota Bengkulu dengan difasilitasi oleh Danrem 041/Gamas Kolonel Inf Ahmad Sudarsono.

Fauzi menambahkan, meskipun warga bersedia membuka blokade, sampai saat ini belum ada perdamaian antara korban atau warga dengan pemerintah setempat. Jika pemerintah tidak mampu mengusut kematian AS dan Wani, lanjut Fauzi, warga akan terus mencari keadilan.

Ia katakan kondisi di lokasi kejadian berangsur membaik, namun puluhan aparat TNI masih melakukan patroli dan bersiaga di beberapa titik-titik rawan desa tersebut. "Semua aparat di sini yang mengamankan dari TNI. Tidak ada polisi di lokasi, kami berharap warga dapat tenang dan tidak usah melakukan tindakan lagi karena saat ini masalah telah ditangani oleh TNI," tambah Fauzi.


Pasca Pemblokiran,TNI Amankan Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau

Selasa , 26 November 2013 - 22:49:18 WIB

"Untuk sementara waktu pengamanannya dilakukan oleh TNI sambil menunggu situasi masyarakat tenang. Sejauh ini kondisi keamanan dalam masyarakat Kecamatan Binduriang sudah berangsur normal kendati ada beberapa kasus pencurian dengan kekerasan (curas) berupa perampokan kendaraan bermotor yang dilakukan penjahat yang mengambil kesempatan saat adanya pemblokiran jalan," kata Komandan Kodim 0406 Rejanglebong, Letkol Kav Sugi Mulyanto, yang ditemui di lokasi kejadian, Selasa (26/11).

Dia mengatakan, aparat TNI yang diturunkan di Kecamatan Bindurian terdiri atas personel Kodim 0409 Rejanglebong ditambah anggota TNI dari Batalyon Infantri (Yonif) 144 Curup dengan jumlah mencapai 1 SSK (satuan setingkat kompi). Mereka berjaga-jaga di lokasi kejadian seperti jembatan Simpang Beliti, Pos Pol Taba Padang, Kecamatan Binduriang, yang dibakar warga.

Kemudian, kantor Polsek Sindang Kelingi dan Polsek Padang Ulaktanding serta sejumlah titik rawan kejahatan di Desa Simpang Beliti, Kepala Curup maupun di Desa Cahaya Negeri. Selain itu, aparat TNI juga masih melakukan patroli di sepanjang jalan penghubung ke dua provinsi dengan menggunakan kendaraan dinas dan kendaraan pribadi.

Menurut Sugi, pihaknya telah berupaya memediasi kelompok warga Desa Simpang Beliti yang memblokir jalan lantaran tewasnya dua warga setempat di dalam tahanan Polresta Bengkulu.

Dia mengimbau kalangan masyarakat setempat untuk tidak mudah terpancing isu-isu yang dihembuskan pihak-pihak tertentu dan melakukan perbuatan melawan hukum karena dapat merugikan orang banyak.

Sementara itu, Kapolres Rejanglebong, AKBP Edi Suroso, mengatakan, aksi pemblokiran oleh ratusan warga Kecamatan Binduriang, membuat jalan penghubung Provinsi Bengkulu ke Sumatera Selatan dan sebaliknya sempat lumpuh total lebih dari lima jam. Pemblokiran ini dilakukan di enam titik dengan membakar ban bekas dan mengelas besi jembatan dua jalur di Desa Simpang Beliti.

Selain itu, massa juga membakar pos polisi Tabapadang, Kecamatan Binduriang. Lalu, merusak satu unit mobil pribadi milik warga yang melintas saat terjadi aksi pemblokiran jalan.

Kantor berita Antara melaporkan, aksi pemblokiran jalan tersebut yang berlangsung sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB baru bisa dibuka petugas sekitar pukul 13.30 WIB. Namun, kendaraan yang melintas masih sedikit. Pengendara merasa khawatir kondisi di lokasi kejadian menjadi rawan tindak kejahatan karena dimanfaatkan penjahat untuk merampok dan memeras. Terlebih tidak ada aparat keamanan. [ant]


Ada Isu Ada Aksi Gabungan Pedagang Asongan Stasiun Jebres Dijaga Ketat Polisi dan TNI

Selasa, 26 November 2013 | 09:28 WIB
Solo –  Selasa (26/11) pagi, Stasiun Jebres dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI. Penjagaan tersebut menyusul kabar rencana gabungan dari pedagang asongan Stasiun KA Sragen,Klaten, Paron,Wali dan Gundi yang akan mengadakan aksi berjualan bersama di Stasiun Jebres.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas larangan berjualan di dalam kereta yang selama ini diterapkan manajemen PT KAI.

Sejak pukul 07.45 WIB, polisi dan TNI sudah banyak berdatangan di Stasiun Jebres. Semakin siang jumlah aparat kepolisian terus bertambah. Di luar stasiun, sejumlah truk polisi juga disiagakan.

Kabar yang beredar di kalangan wartawan, aksi asongan direncanakan dimulai pukul 08.00 WIB. Namun, hingga pukul 09.00 WIB, para pedagang asongan tersebut belum juga terlihat. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, polisi masih standby dan berjaga di Stasiun Jebres.



Kodim Sukoharjo Terbaik se-Indonesia

Selasa, 26 November 2013 | 16:03 WIB

Sukoharjo – Panglima Kodam IV/ Diponegoro Mayor Jenderal TNI Sunindyo menyampaikan terima kasihnya kepada media massa yang telah bekerjasama dengan baik bersama unsur TNI. Ucapan itu disampaikan Pangdam usai melakukan kunjungan kerja di Kantor Bupati Sukoharjo, Selasa (26/11).

Menurut Mayjen Sunindyo, keberhasilan dan kesuksesan program-program TNI termasuk pada lomba Kodim TNI Angkatan Darat tingkat nasional yang memposisikan Kodim 0726/ Sukoharjo menjadi Juara I, merupakan dampak dari sinergitas yang baik antara jajaran Kodim Sukoharjo dengan media massa dan unsur pimpinan daerah.

“Kita menang menjadi terbaik nasional karena adanya sinergitas yang bagus dengan unsur muspida, di antaranya Pemkab, Polres, Kejaksaan, Pengadilan, dengan Kodim. Juga atas dukungan rekan media. Atas nama Panglima Kodam IV/ Diponegoro saya mengucapkan terima kasih,” ungkap Mayjen TNI Sunindyo.

Saat berkunjung ke Kantor Bupati Sukoharjo, Pangdam menyerahkan penghargaan kepada Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Penghargaan itu diberikan atas jasa dan dukungan Pemkab Sukoharjo yang dinilai sangat maksimal.

“Saya berharap tingkat koordinasi yang sudah sangat baik antara jajaran pimpinan daerah di Sukoharjo dapat meningkat ke depan. Koordinasi kerjasama yang baik ini membawa Kodim Sukoharjo menjadi Kodim terbaik se-Indonesia. Selain itu sebenarnya transformasi dari Binter TNI itu juga membantu pemerintah daerah,” ujar Sunindyo sembari meminta menjaga kondusivitas wilayah Sukoharjo, terutama menjelang Pemilu 2014.


7.000 Personel TNI Latihan Tempur

Selasa, 26 November 2013 - 16:30 WIB

SEMARANG- Sebanyak 7.000 tentara Kodam IV/Diponegoro  terlibat dalam latihan tempur selama 14 hari. Latihan ini disebut Latihan Taktis BTP Ancab Tingkat Brigade yang  dilaksanakan di tiga  wilayah kabupaten meliputi Kaloran Kandangan,  Kabupaten Temanggung, kemudian Bantir Sumowono, Kabupaten Semarang dan desa Limbangan,  Kabupaten Kendal.

Latihan ditutup pada Senin kemarin (25/11). Pada latihan Senin dini hari Brigade Pertempuran  4/Dewa Ratna berhasil menghancurkan kelompok Gerakan Jawa Tengah Merdeka (GJM) yang ingin memerdekaan diri. Para tentara itu berasal dari  batalyon organik brigade Dewa Ratna 405,406, 408 dan 400 mengadakan latihan tempur terpadu (lintas kecabangan)

"Gerakan Jawa Tengah Merdeka (GJM) di sini merupakan  gerakan yang didanai oleh pihak asing yang bertujuan untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara mengadu domba dan membuat konflik antar masyarakat," ujar Direktur Latihan (Dirlat) Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Tatang Adiwiono.

Latihan tahap akhir tersebut ditinjau oleh Tim dari Pusat Kecabangandan Fungsi (Puscabfung) masing-masing kecabangan.  Direktur Latihan Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Tatang Adiwiono, Pabanlat Sopsad Kolonel Inf Bambang Busono, Mayor Inf Deni dari Pusenif serta para Komandan/Kabalak jajaran Kodam IV/Diponegoro melihat langsung latihan tersebut.

Usai pelaksanaan tahap akhir latihan, dilanjutkan upacara penutupan latihan, bertempat  di  Lapangan Jenderal Besar Sudirman Ambarawa yang dipimpin Inspektur Upacara Kasdam  Brigjen TNI Ibnu Darmawan.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Sunindyo menjelaskan bahwa latihan yang telah dilaksanakan ini merupakan bagian dari sistem pembinaan latihan di Kodam IV/Diponegoro secara bertahap, bertingkat dan berlanjut. Dan, iniharus disimulasikan ke daerah operasi sebenarnya serta disusun dengan cermat, di setting strategi dan setting taktisnya sesuai scenario latihan.

Ia melanjutkan Latihan Taktis merupakan wahana dalam meningkatkan profesionalisme prajurit dan sebagai sarana pengujian bagi satuan BTP Ancab Tingkat Brigade dalam melaksanakan operasi yang bersifat taktis. Ini semua merupakan hasil latihan perpaduan dari seluruh latihan yang selama ini telah dilaksanakan. 




Jelang Pemilu, TNI Jateng dan DIY Rapatkan Barisan

Selasa, 26 November 2013 | 16:57 WIB

Sukoharjo – Kodam IV/ Diponegoro siap membantu proses pengamanan Pemilu 2014 mendatang. Bantuan tersebut siap diberikan Kodam mulai dari pengamanan untuk tahapan paling awal hingga pengamanan proses pelaksanaan Pemilu.

Kepala Penerangan Kodam IV Diponegoro Kolonel Arh Ramses L Tobing saat ditemui di sela mengawal kunjungan kerja Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen Sunindyo, di Sukoharjo, Selasa (26/11)mengatakan, pada dasarnya Kodam siap mendukung berapapun permintaan bantuan pasukan yang di minta Kapolri.

“Kalau untuk fokus konsentrasi pengamanan pemilu itu ranah Polri. Namun kami siap memberikan bantuan. Kita akan mendukung berapapun pasukan yang diminta Polri untuk membantu proses pengamanan Pemilu,” ujar Tobing.

Tobing menambahkan, saat ini jajaran TNI di seluruh Jawa Tengah dan DIY sudah diperintahkan untuk merapatkan barisan menjelang Pemilu 2014.

“Seluruh anggota TNI di Jawa Tengah dan DIY sudah siap dikerahkan, untuk mengawal keamanan sesuai permintaan POLRI,” imbuhnya.


Polisi Sosialisasi Operasi Zebra Kepada TNI

Selasa, 26 November 2013 20:55 WIB

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Sebagai upaya menjalin keakraban dan kerjasama yang lebih kuat, jajaran Polres Purworejo melalui Satlantas mengadakan sosialisasi Operasi Zebra di Batalyon Infanteri 412/R Kostrad. Sosialisasi ini juga dilakukan agar para anggota TNI bisa memahami pelaksanaan operasi Zebra yang akan menindak setiap pengguna jalan tanpa kecuali.

Sosialisasi dilakukan pada Selasa (26/11/2013) sore di markas Batalyon 412. Kasatlantas Polres Purworejo AKP Sri Hasta Birawawati memimpin sosialisasi yang diikuti oleh ratusan anggota Batalyon dan Persit ini.

AKP Sri Hasta Birawati yang akrap disapa Tata ini mengatakan, operasi Zebra akan dilaksanakan pada 28 November sampai 11 Desember 2013. Pihaknya melakukan sosialisasi kepada anggota TNI agar terjalin kesepahaman ketika melaksanakan tugas.
"Terlebih lagi, belum lama ini rekan kami dari TNI ini baru saja pulang melaksanakan tugas. Karena itu, sosialisasi diadakan agar ada saling memahami dalam pelaksanaan tugas terkait operasi Zebra," katanya.

Di tempat yang sama, Pasi 3/Pers, Kapten Inf Rizki Sudarmanto mengatakan, pihaknya menyambut baik dan merespon sosialisasi dari Polres tersebut. Setelah sosialisasi ini pihaknya akan berupaya untuk menertibkan kelengkapan berkendara anggota.

"Sebenarnya sudah lama kami terus berupaya menertibkan anggota. Misalnya saja ketika keluar Markas, setiap anggota dicek kelengkapannya di pintu keluar," katanya.

Dalam operasi Zebra tersebut, lanjut Kapt Rizki, setiap anggota yang terkena harus mengikuti prosedur. "Apabila melanggar, harus mengikuti prosedur yang ada misalnya kena tilang," katanya.


Mesum di Hotel, Anggota Polisi dan TNI Diciduk Satpol PP

Selasa, 26 November 2013 | 13:42 WIB

SUMENEP, KOMPAS.com — Razia di sejumlah lokasi yang biasa dilakukan untuk perbuatan asusila digelar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (26/11/2013). Salah satu hasilnya adalah mereka menangkap 2 anggota Polres Sumenep dan 1 anggota Kodim 0827 Sumenep, yang diduga kuat tengah berbuat mesum di sebuah hotel bersama dua perempuan.

Dua anggota Polri itu masing-masing ED dan ER. Keduanya berada satu kamar dengan dua perempuan inisial NV dan MLI. Selain keempat orang tersebut, Satpol PP juga menciduk satu anggota TNI dengan pasangannya yang diketahui bukan istrinya.

Saat penangkapan, aparat Satpol PP hampir terkecoh. Sebab, hanya satu perempuan yang diamankan. Namun, ketika dicek di kamar mandi, ternyata MLI bersembunyi dengan hanya mengenakan pakaian dalam dan handuk.

Enam orang yang tertangkap razia itu tidak semuanya digiring ke kantor Satpol PP. Sebab, razia itu digelar Satpol PP gabungan dengan TNI dan Polri. Oknum Polisi dan TNI yang terjaring dalam razia tersebut langsung diserahkan pada kesatuannya masing-masing. Sementara dua wanita penghibur diamankan Satpol PP untuk didata.

Kepala Seksi Operasional Pol PP Sumenep Moh Soleh mengatakan, operasi tersebut dalam rangka mengantisipasi maraknya aksi mesum di Kabupaten Sumenep. Banyak laporan warga bahwa perbuatan mesum di beberapa tempat penginapan di Sumenep semakin marak.

"Selain mengantisipasi perbuatan mesum, razia ini juga mencari warga yang tidak memiliki identitas kependudukan lengkap," kata Moh Saleh.



Tentara Bersenjata Kawal Tersangka Korupsi ke Tahanan

Selasa, 26 November 2013 | 22:21 WIB
KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sejumlah anggota TNI dan polisi yang bersenjata mengawal 12 orang tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial yang secara resmi telah ditahan oleh pihak Kejaksaan Negeri Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur.

Pengawalan yang dilakukan aparat Selasa (26/11/2013) malam, menyusul banyaknya warga yang secara tiba-tiba membeludak memadati kantor Kejaksaan setempat, sehingga untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan, pihak Kejaksaan berkoordinasi dengan Kodim 1618TTU dan Polres TTU.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, terlihat warga yang kebanyakan datang adalah keluarga, teman maupun kenalan 12 orang tersangka itu. Mulai sore menjelang malam, warga yang diperkirakan berjumlah 200 orang mulai mendatangi kantor Kejaksaan. Bahkan para pejalan kaki dan sebagian pengendara kendaraan bermotor yang melintas di depan kantor pun masuk ke kompleks Kejaksaan untuk sekadar melihat langsung proses penahanan para tersangka tersebut. Selain itu, puluhan anggota dan pimpinan DPRD TTU juga terlihat hadir sejak siang.

"Kita hadir di sini untuk memberi penguatan bagi dua orang teman kita yang jadi tersangka,” ujar anggota DPRD dari Fraksi PKB, Siprianus Manehat.

Untuk diketahui, dari 14 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, masih tersisa dua orang yang belum ditahan yakni Robertus V Nailiu (Ketua DPRD TTU) dan Nurdin. Kasus ini bermula ketika pada 2008 Dinas Sosial Kabupaten TTU melelang proyek pembangunan rumah sangat sederhana sebanyak 333 unit dengan dana bansos senilai Rp 5 miliar. Proyek digarap Robertus V Nailiun bersama dua rekanan lain, yaitu Nurdin dan Philip B Wandi.


Hasil pemeriksaan inspektorat setempat menemukan kerugian negara akibat penggelembungan harga Rp 4,1 juta per rumah. Total kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 1,4 miliar. Dalam kasus ini, dua orang telah lebih dahulu divonis penjara. Mereka adalah Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial, Kabupaten TTU saat itu, Nikolaus Suni, yang mendapat vonis 2 tahun penjara, dan konsultan perencana, Mikael Moa, yang juga mendapat vonis penjara 2 tahun.

Pangdam Pattimura Janji Hukum Anggota Aniaya Warga

Selasa, 26 November 2013 | 18:24 WIB
AMBON, KOMPAS.com - Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Eko Wiratmoko menegaskan akan menindak tiga anggota TNI 731 Kabaresi yang terlibat penganiayaan seorang warga Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (26/11/2013).

“Saya akan memproses mereka sesuai hukum yang berlaku,” tegas Eko saat menghubungi Kompas.com, Selasa sore tadi.
Tanpa menyebutkan ketiga identitas pelaku penganiayaan, Eko mengatakan jika ketiga oknum anggota TNI tersebut akan dibawa dari Saparua ke Ambon. “Saya akan menghukum mereka. Ketiganya akan dibawa ke Pomdam untuk menjalani pemeriksaan dalam waktu dekat,” jelas Eko.


Sebagaimana diberitakan, sejumlah anggota TNI pada Selasa siang tadi terlibat menganiaya seorang warga Desa Haria hingga dirawat di salah satu rumah sakit di Ambon. Penganiayaan itu memicu amarah warga dan mereka merusak dan membakar posko TNI di desa tersebut. Eko mengatakan, yang dirusak adalah tenda TNI yang dijadikan posko.

Pos TNI di Maluku Tengah Dibakar Massa karena Serdadu Aniaya Warga

Selasa, 26 November 2013 17:12 WIB

TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Satu posko TNI dari kesatuan 731 Kabaresi yang berada di Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, dirusak dan dibakar warga desa setempat, Selasa (26/11/2013).

Menurut informasi yang dihimpun dari Saparua menunjukkan, pembakaran terhadap posko TNI tersebut terjadi setelah seorang warga setempat dianiaya oleh sejumlah oknum TNI 731 Kabaresi yang bertugas di kawasan itu. Warga yang marah, lantas melampiaskan emosinya dengan merusak dan membakar pos TNI tersebut.

Kekinian, warga yang menjadi korban penganiayaan aparat TNI tersebut tengah menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Kota Ambon akibat luka yang dideritanya.

"Warga marah dan merusak serta membakar pos TNI karena sejumlah oknum TNI menganiaya seorang warga desa di sini," kata sumber tersebut.

Pangdam XXVI Pattimura Mayjen TNI Eko Wiratmoko, Selasa sore, membenarkan bahwa sejumlah oknum anggota TNI 731 Kabaresi telah menganiaya warga desa setempat. Dia juga mengakui, warga setempat telah merusak fasilitas TNI yang berada di kawasan tersebut. Namun, dia membantah yang dirusak adalah pos TNI.

"Memang benar ada tiga oknum anggota TNI yang telah memukuli warga di sana (Haria). Dia dipukuli karena diduga mencuri ponsel milik prajurit. Saya juga baru dilaporkan terkait peristiwa ini," ungkap Eko.

Eko menjelaskan, pemuda desa itu dianiaya karena sering mabuk dan memprovokasi warga untuk membakar pos TNI yang berada di desa tersebut



Unjuk Rasa KNPB di Papua, 11 Luka di Jayapura dan Dibubarkan Paksa di Timika

Rabu, 27 November 2013 | 01:55 WIB

TIMIKA, KOMPAS.com — Sedikitnya 11 orang terluka, 2 di antaranya kritis, setelah terjadi bentrok antara seratusan massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan puluhan aparat Kepolisian di Taman Budaya Waena Expo, Kelurahan Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Selasa (26/11/2013) siang. Aksi dengan isu yang sama di Timika juga dibubarkan paksa.

Selain korban luka, sejumlah mobil dan motor yang melintas di Jalan Abepura Sentani di depan Taman Budaya, Jayapura, rusak terkena lemparan batu pengunjuk rasa. Informasi yang dihimpun Kompas.com, seratusan massa KNPB yang dipimpin Warpo Wetipo, mendatangi Taman Budaya Waena Expo sekitar pukul 11.45 WIT.

Dalam orasinya, massa KNPB menyatakan dukungan atas pembukaan kantor Organisasi Papua Merdeka di Port Moresby, ibu kota Papua Niugini pada 1 Desember 2013. Aparat Kepolisian dari Polresta Jayapura dibantu Brimob Detasemen A meminta pengunjuk rasa melakukan aksinya di dalam anjungan Taman Budaya.

Permintaan itu disampaikan karena massa KNPB tak mengantongi izin unjuk rasa dari Polda Papua. Semula, massa menuruti permintaan yang disampaikan Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare itu. Namun, sekitar sejam kemudian massa berlarian keluar dari Taman Budaya dan mengejar anggota Dalmas Polresta Jayapura.

Aksi pengejaran dibalas aparat kepolisian dengan menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa. Setelah menghentikan aksi pengejaran terhadap anggota Dalmas, seratusan massa itu kemudian berkumpul di depan Mega Waena dan memblokade Jalan Abepura Sentani. Massa sempat melakukan perusakan terhadap sejumlah mobil dan motor yang melintas.

Menyaksikan aksi perusakan dan penyerangan terhadap pengguna jalan, anggota Dalmas bersama Brimob mengejar massa KNPB. Ketika massa berlarian, polisi pun menyisir sampai ke belakang Waena Expo, Mega Waena, dan sekitarnya.

Sedikitnya 29 anggota massa KNPB ditangkap dalam pengejaran tersebut dan langsung ditahan di Mapolresta Jayapura. Dalam penyisiran ini juga, aparat kepolisian mendapati sejumlah warga yang tergeletak luka-luka akibat diserang massa. Korban luka ini kemudian dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di Kota Jayapura.

Menyusul insiden tersebut, Dalmas Polresta Jayapura bersama Brimob menggerebek sejumlah rumah yang diduga menjadi tempat berkumpul aktivis KNPB. Penggerebekan mendapatkan beberapa senapan angin, bom ikan dopis, dan sejumlah dokumen KNPB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, polisi masih berjaga di sejumlah lokasi di Kelurahan Waena hingga Selasa malam. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, AKBP Sulistio Pudjo, mengatakan, aksi yang ditunjukkan oleh massa KNPB bertolak belakang dengan asas demokrasi yang selama ini mereka tuntut kepada pemerintah dan kepolisian.

“Penganiayaan dan perusakan yang dilakukan oleh oknum KNPB bukan demokrasi tapi bentuk tindak anarki yang harus dilarang oleh siapa pun yang menjunjung demokrasi," kata Sulistio saat dihubungi melalui telepon, Selasa malam. Dia pun mengatakan, perbuatan massa KNPB itu jelas melanggar hukum. Tindakan tegas, ujar dia, akan ditegakkan.

Aksi di Timika

Aksi KNPB dengan tuntutan yang sama juga berlangsung di Timika Indah. Seratusan massa KNPB berkumpul di sekitar makam Kelly Kwalik di Timika Indah, Timika, Selasa pagi. Aksi ini dibubarkan paksa oleh kepolisian dan TNI.

Menurut Kabag OPS Polres Mimika, Kompol Arnolis Korowa, pembubaran dilakukan karena pengunjuk rasa tidak memiliki izin unjuk rasa dari Polres Mimika. Dari pantauan Kompas.com, sedikitnya 33 aktivis KNPB diamankan dalam pembubaran paksa tersebut. Tenda dan spanduk KNPB pun dibongkar.

Pembubaran paksa dan penahanan ini sempat memancing emosi massa KNPB yang belakangan datang. Mereka kemudian melakukan blokade Jalan Cenderawasih, Satuan Permukiman 2. Para pengunjuk rasa membentangkan kayu di badan jalan dan membakar ban sehingga jalan yang menghubungkan Kota Timika dengan Kuala Kencana lumpuh.

Aksi blokade jalan tidak berlangsung lama karena aparat kepolisian bersama tim Baracuda Brimob langsung membubarkan massa. Namun, massa kemudian melakukan long march sejauh 10 kilometer ke Mapolres Mimika di Distrik Kuala Kencana dan mendesak pembebasan 33 rekan mereka.

Kepada pengunjuk rasa, Korowa mengatakan, 33 aktivis KNPB hanya dimintai keterangan karena menggelar unjuk rasa tanpa izin kepolisian. Setelah didata dan diminta keterangan, ujar dia, 33 orang itu akan dibebaskan.

"Jadi saya tegaskan bahwa mereka tidak ditangkap, dan saat diamankan tidak ada tembakan aparat. Jangan melakukan provokasi kepada massa,” ujar Korowa kepada massa yang memenuhi halaman Mapolres Mimika, Selasa sore. Tak lama kemudian, 33 aktivis KNPB dibebaskan dan diangkut menggunakan truk. Massa pun meninggalkan Mapolres Mimika, melakukan doa bersama di samping makam Kelly, lalu membubarkan diri.




Panglima TNI Terima Penghargaan Militer Singapura

Selasa, 26 November 2013

SINGAPURA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menerima penghargaan militer bergengsi dari Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, berupa Pingat Jasa Gemilang atau Meritorious Service Medal.

Penghargaan tersebut dianugerahkan secara langsung oleh Menteri Pertahanan Singapura Dr. Ng Eng Hen kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko, bertempat di MINDEF Singapura, Senin.

Pgs. Kadispenum Puspen TNI, Letkol Caj Edyana Sulistiadie, mengatakan, pemberian medali dari pemerintah Singapura ini diberikan kepada Jenderal TNI Moeldoko sebagai pengakuan atas kontribusi yang signifikan sebagai mantan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dalam memperkuat hubungan antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dan Angkatan Darat Singapura.

Di samping itu, Jenderal TNI Moeldoko juga membina hubungan profesional lebih dekat antara kedua angkatan bersenjata melalui kontribusi dalam latihan simulator Leopard Main Battle Tank (MBT), serta memberikan dukungan atas suksesnya latihan bilateral Angkatan Darat kedua negara dalam Safkar Indopura dan Chandrapura, yang merayakan ulang tahun ke-25 dan ke-20 tahun ini.

Kunjungan Panglima TNI ke Singapura ini, tambah Edyana, merupakan bukti bahwa hubungan antara kedua angkatan bersenjata, Indonesia dan Singapura selama ini sangat harmonis.

Selain itu, TNI juga menjalin hubungan kerjasama dalam bidang pendidikan di antara prajurit kedua negara, selain latihan militer bersama dengan Angkatan Bersenjata Singapura.



PANGLIMA MUTASI JABATAN 37 PATI TNI

Selasa, 26 November 2013 , 17:24:02 WIB

Jurnas.com | PANGLIMA TNI, Jenderal TNI Moeldoko memutuskan untuk melakukan mutasi dan promosi jabatan 37 personel di tingkat Strata Perwira Tinggi (Pati) TNI. Mutasi tersebut dalam rangka peningkatan kinerja dan mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang sangat dinamis dan semakin berat ke depan.

Hal itu tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/901/XI/2013 tanggal 18 November 2013 tentang Pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI.

Berdasarkan siaran pers Pusat Penerangan TNI, mutasi 37 Pati TNI tersebut meliputi 24 orang dari TNI AD, 5 orang dari TNI AL dan 8 orang dari TNI AU.

Adapun Pati TNI AD adalah Mayjen TNI Komarudin Boenjamin dari Kapuskes TNI menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Daniel Tjen dari Dirkesad menjadi Kapuskes TNI; Brigjen TNI Subroto dari Asdep Koordinator Pendayagunaan Aparatur Kemenko Polhukam menjadi Kepala Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan Kemenko Polhukam; Brigjen TNI Budiarjo dari Kabinda Bali BIN menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun); Brigjen TNI Wahyu Agung Prayitno dari Dir B Bais TNI menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Lilik Sugiharto dari Dir D Bais TNI menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Sri Parmini dari Kasetum TNI menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Hasan Saleh dari Pa Sahli Tk. II Bidang Komsos Panglima TNI menjadi Kasetum TNI.

Selain itu, Brigjen TNI Robby Win Kadir dari Irum Itjen TNI menjadi Irop Itjen TNI; Brigjen TNI Bambang Sutrisno dari Pati Ahli KSAD Bidang Sosbud menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Nukman Kosadi dari Pati Ahli KSAD Bidang Hukum menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Eski Hermawan dari Pati Ahli KSAD Bidang Ideologi Politik menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Asep Kuswani dari Pati Ahli Kasad Bidang Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan Hidup menjadi Staf Khusus KSAD; Brigjen TNI Teguh Rahardjo dari Kadisjarahad menjadi Pati Ahli KSAD Bidang Ilpengtek & LH, Kolonel Cpm Eddy Kristanto dari Paban Utama B-2 Dit B Bais TNI menjadi Kabinda Bali BIN; Kolonel Inf Imam Soepriyanto dari Paban Utama D-1 Dit D Bais TNI menjadi Dir A Bais TNI; Kolonel Kav Jamaluddin dari Paban Utama E-2 Dit E Bais TNI menjadi Dir B Bais TNI; Kolonel Inf Eriet Hadi Uriyanto dari Wadan Pusintelad menjadi Dansatintel Bais TNI; Kolonel Ckm. Dubel Mariyones dari Ir Ditkesad menjadi Dirkesad; Kolonel Inf Muchdarizal dari Wadan Pusdik Bangspes Kodiklat TNI menjadi Pa Sahli Tk II Bidang Komsos Panglima TNI; Kolonel Inf Hendra Yus dari Paban IV/Komsos Sterad menjadi Pati Ahli KSAD bidang Sosbud; Kolonel Kav A.A.Ketut Mayun Wiyadnya dari Ses Itjen TNI menjadi Pati Ahli KSAD Bidang Hukum; Kolonel Inf Supartodi dari Paban Sahli Bid. Dukat dan Bankeman Pok Sahli Bidang Sosbud Sahli KSAD menjadi Pati Ahli Kasad bidang Idpol; Kolonel Cba Djoko Susilo dari Paban Sahli Bidang Dik Pok Sahli Bidang Sosbud Sahli KSAD menjadi Kadisjarahad.

Sedangkan lima Pati TNI AU yang dimutasi adalah Laksma TNI Freddy Rudolf Dicky Egam dari Dansatintel Bais TNI menjadi Dir G Bais TNI; Laksma TNI Adi Riyono dari Kadiskesal menjadi Waka Puskes TNI; Laksma TNI Nelson Pandaleke dari Karumkital dr. RML Diskesal menjadi Kadiskesal; Kolonel Laut (E) Sigit Soekirno Soedibyo dari Paban Utama B-4 Dit B Bais TNI menjadi Pati Sahli Kasal Bid. Dokstraops; Kolonel Laut (K) B. Renaldi dari Wakamed Rumkital dr. MTH Diskesal menjadi Karumkital dr. RML Diskesal.

Sementara itu, mutasi Pati TNI AU adalah Marsda TNI Amarullah dari Dankorpaskhas menjadi Waka Bais TNI; Marsma TNI Mujahidin Harpin Ondeh dari Danpuslat Kodiklat TNI menjadi Dankorpaskhas; Marsma TNI Wahyudi Sumarwoto dari Pati Sahli KSAU Bidang Iptek menjadi Danpuslat Kodiklat TNI; Marsma TNI Rachman Rosta W. dari Dir A Bais TNI menjadi Staf Khusus KSAU; Marsma TNI Rakhman Hatiadi SA dari Dir G Bais TNI menjadi Dir D Bais TNI; Marsma TNI Hermansyah dari Irops Itjen TNI menjadi Irum Itjen TNI; Marsma TNI Agustinus Hari Haksono dari Waka Puskes TNI menjadi Staf Khusus KSAU; Kolonel Pnb Sulastri Baso dari Dirjian Air Power Seskoau menjadi Pati Sahli KSAU Bidang Iptek.


Komisi III Apresiasi Langkah Kapolri Polwan Berjilbab, TNI Wanita Diharapkan Menyusul

Selasa, 26 November 2013 | 10:13

Kapolri Jenderal Sutarman memberi lampu hijau dengan mengizinkan Polwan mengenakan jilbab saat bertugas. Langkah tersebut diapresiasi komisi III DPR dan siap didukung dari segi anggaran."Patut diapresiasi dan dalam peraturan Kapolri perlu diatur," kata anggota komisi III Dimyati Natakusumah dalam pesan singkat kepada, Senin (25/11/2013).Menurut Dimyati, ketentuan tentang Polwan yang diizinkan mengenakan Jibab patut diatur agar menjadi acuan buat polisi.

"Dibuat peraturan tata cara berpakaian polisi yang memakai jilbab dan tidak sehingga buat wanita ada dia uniform," ujar politisi PPP itu.Tak hanya sampai disitu, Dimyati juga menyatakan komisi III DPR siap mendukung dari segi anggaran terkait penerapan ketentuan tersebut."(Anggaran) harus didukung, Kapolrinya muslim yang baik," ucap mantan bupati Pandeglang itu.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Sutarman tak mempersoalkan polisi wanita atau Polwan memakai jilbab. Menurut dia memakai jilbab merupakan hak asasi.
"Tidak ada masalah. Kan waktu itu saya bilang ini kan hak asasi seseorang," jelas Sutarman saat bertemu dengan pimpinan media dan PWI di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Selasa (19/11/2013).

TNI Diharap Menyusul
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut baik keputusan Polri yang memperbolehkan polisi wanita (polwan) berjilbab. Ketua MUI Amidan menilai kebijakan itu sejak lama ditunggu-tunggu polwan."Kalau saya melihat itu positif, karena itu ditunggu oleh semua polwan yang ingin berjilbab," kata Amidan .

Dia mengatakan, berjilbab adalah bagian dari pelaksanaan ajaran agama. Berjilbab juga bagian dari hak asasi manusia (HAM)."Yang menunggu ini yang ingin berjilbab. Karena itu ibadah, maka itu terkait HAM," terangnya.Menurutnya, keputusan Kapolri Jenderal Sutarman sudah tepat. Soal aturan polwan berjilbab, kata dia, bisa tertulis atau tidak. "Ada atau tidak (aturan) itu positif," ungkapnya.

Jika kini polwan sudah diperbolehkan berjilbab, MUI juga ingin institusi lainnya ikut menerapkan aturan tersebut, misalnya di TNI. "Tapi itu bergantung desakan dari anggota TNI. Kalau MUI maunya itu semua berjilbab karena itu kewajiban agama," paparnya.
Dia juga menceritakan, MUI pernah mendesak Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM agar memperbolehkan foto di paspor menggunakan jilbab. Desakan itu akhirnya dikabulkan. (int)


Selasa, 26 November 2013

BERITA TANGGAL 26 NOVEMBER 2013/SELASA

  1. Pasukan BTP Brigif-13/1 Kostrad Laksanakan Patroli...
  2. Profesi Keprajuritan Tidak MenjanjikanKemewahan Ma...
  3. Danrem: Prajurit Perbatasan Butuh Air Bersih
  4. Langkah Menghadapi Penyadapan
  5. Pemuda Diminta Peka Pada Ancaman NKRI
  6. Pangdam IM Buka Pendidikan Secata Gelombang II
  7. Ciptakan Prajurit Berkualitas
  8. Kodam Jaya buka pendidikan Secata PK TNI AD
  9. Tukang Parkir Liar di Bandung Diburu Tim Gabungan
  10. TNI AD Latihan Tempur Hancurkan Gerakan Jawa Tenga...
  11. Panglima TNI Terima Penghargaan Militer dari Singa...
  12. Kontingen Garuda TNI meriahkan Hari Anak Sedunia d...
  13. Sebelum Berangkat ke Lebanon, Perlengkapan Persone...
  14. Ada Apa KRI Banda Aceh-593 Angkut Peralatan Tempur...
  15. Sang Jenderal Itu Terisak di Hadapan Amaknya_Dari ...
  16. MUI Ingin Anggota TNI Wanita Juga Boleh Berjilbab
  17. Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Australia
  18. Indonesia bisa usir Dubes Australia
  19. Endriartono: Australia Lebih Banyak Bergantung pad...
  20. Tak Ada Alasan Oknum TNI Penerobos Busway Tidak Di...
  21. BTN dan Asabri Kerja Sama Pembayaran Pensiun TNI-P...

Pasukan BTP Brigif-13/1 Kostrad Laksanakan Patroli Keamanan



Sukabumi,   Tiga Batalyon Brigade In­fanteri 13/1 Kostrad melak­sanakan patroli keamanan (Patkam) gabungan dan berge­rak maju ke basis tempur (BT) masing-masing di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (21/11).Ke­tiga batalyon tersebut bergerak di poros serangan masing-ma­sing, didukung oleh batalyon/satuan perkuatan lainnya.

Demikian skenario pada Lati­han Taktis BTP Brigif-13/1 Kostrad pada H+2 yang berlang­sung di daerah latihan Kostrad, Sukabumi.Dalam latihan terse­but, di poros kiri, dua kompi pa­sukan Yonif-303 Kostrad berger­ak mendekati wilayah musuh di daerah Cigelang-Sukabum.Namun pergerakan Yonif-303 Kostrad mendapat gangguan dari musuh, sehingga terjadi kontak tembak yang mengaki­batkan satu orang prajurit mengalami luka tembak di bagian betis kiri.

Kontak tembak juga terjadi di poros tengah yang meru­pakan sektor Yonif-323/Raider Kostrad.Meski berlangsung cu­kup sengit, pasukan Yonif-323/ Raider Kostrad berhasil mengua­sai sasaran.Sementara di poros kanan, kontak tembak pun ti­dak bisa dielakkan antara pasu­kan Yonif Linud-330 Kostrad de­ngan musuh.Kedudukan mu­suh berhasil dihancurkan oleh Yonif Linud-330 Kostrad dan berhasil menawan satu orang musuh dalam keadaan hidup.

Patroli keamanan gabungan ini didukung oleh batalyon/satuan perkuatan lainnya, an­tara lain satu kompi Kavaleri Tank Yonkav-1 Kostrad untuk mendukung batalyon serangan dengan menempatkan satu peleton Kavaleri Tank di poros serangan Yonif-323 Kostrad.

Kompi Kavaleri ini juga berha­sil menghancurkan beberapa kendaraan tempur musuh.Un­tuk mempermudah gerak pasu­kan serangan, satu kompi Zipur-9 Kostrad berhasil menga­tasi rintangan-rintangan mu­suh dan melakukan penerobo­san lapangan ranjau yang di­rancang musuh.Sementara itu, satu baterai Yonarmed Kostrad melaksanakan kolone taktis di daerah steling penembakan di daerah Tegaljoho, Sukabumi.Satu baterai Yonarhanudri-1 Kostrad berhasil menemukan pengintai UAV musuh di sektor satbak Gn. Sentul, Sukabumi.

Secara keseluruhan, pasukan BTP Brigif-13/1 Kostrad dengan batalyon/satuan perkuatannya berhasil menguasai sasaran dan melaksanakan gerak maju mendekati sasaran sehingga mempersempit gerak pasukan musuh.(ay), Sumber Koran: Pelita (26 November 2013/Selasa, Hal. 21)